Ticker

6/recent/ticker-posts

Tembus 10 Besar Nasional, UMS Jadi Perguruan Tinggi Swasta Unggulan dalam Program Hilirisasi Riset

Infografis jumlah proposal UMS yang mendapatkan hibah pendanaan program Hiliriset 2025 Kemendiktisaintek. Foto: Ist. 

SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan keunggulannya. UMS menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia yang masuk dalam 10 besar nasional penerima hibah program Hiliriset tahun 2025 dari Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan (DHK) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek). 

Kasubdit Riset dan Sentra KI Direktorat Riset, Pengabdian kepada Masyarakat, Publikasi, dan Sentra KI (DRPPS) UMS Prof. Dr. Ambarwati, M.Si., menyebut bahwa keberhasilan ini datang dari partisipasi aktif UMS di tiga skema program Hiliriset Kemendiktisaintek yaitu Dorongan Teknologi (Dortek), Ajakan Industri (Ajakin), dan Sinergi.

“Alhamdulillah total 24 proposal yang lolos. 16 dari 30 proposal yang diajukan ke skema Dortek, 7 dari 9 proposal yang diajukan ke skema Sinergi dan 1 proposal untuk skema Ajakin,” jelasnya, Senin (15/9/2025).

Dortek menjadi salah satu skema yang mendulang jumlah kelolosan hibah dengan UMS berhasil meloloskan 16 dari 30 proposal yang diajukan. Selain itu, dalam skema Ajakin, UMS berhasil meloloskan satu proposal. 

“Dortek itu dosen-dosen menyampaikan hasil risetnya kemudian dinilai oleh tim pakar. Ketika sudah dinyatakan diterima, riset itu akan diajukan kerja sama dengan industri. Sedangkan Ajakin itu kebalikan dari Dortek, industri menyampaikan kebutuhan yang kemudian diterima oleh dosen,” lanjutnya.

Skema yang terakhir yakni Sinergi. UMS sukses meloloskan 7 dari 9 proposal yang diajukan. Menurut pernyataan Ambarwati, skema ini memiliki Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) tertinggi sekaligus pendanaan terbesar, memastikan produk riset siap untuk dikomersialisasikan.

Ambarwati mengakui bahwa tantangan utama dalam mengikuti program yang dicanangkan pemerintah adalah waktu pengerjaan yang sangat singkat. di mana program harus selesai dengan laporan akhir pada bulan Desember. Meski demikian, DRPPS UMS aktif dalam memberikan pendampingan meliputi sosialisasi, menulis bersama, dan klinik.

"Kami menyadari pendampingan mungkin belum maksimal karena ini skema baru. Tapi alhamdulillah, karena beberapa dosen kami sudah menjadi reviewer untuk skema ini, kami sedikit banyak sudah tahu kondisi lapangan. Ke depan, kami akan perbaiki pendampingan agar lebih maksimal lagi," ujarnya.

Ambarwati menilai, prestasi ini menunjukkan bahwa UMS memiliki kualitas riset yang unggul dan mampu bersaing di tingkat nasional, bahkan di tengah tantangan program yang baru dan waktu yang terbatas. 


Posting Komentar

0 Komentar