Ticker

6/recent/ticker-posts

Menyambut Hari Guru Nasional 2025, UMS Cetak Guru Profesional dan Adaptif Digital

Dekan FKIP UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum. Foto: Ist. 

SOLO – Menyambut Hari Guru Nasional 2025, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menegaskan komitmennya dalam menyiapkan generasi pendidik masa depan yang berkarakter kuat, profesional, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. 

Melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), UMS memperkuat berbagai program pembentukan calon guru yang siap menjawab tantangan pendidikan era digital.

Dekan FKIP UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., menyampaikan bahwa peringatan Hari Guru Nasional harus menjadi refleksi atas perjalanan panjang pendidikan Indonesia yang tidak lepas dari peran guru. 

“Guru adalah pelita harapan, patriot bangsa, dan penjaga kecerdasan negeri ini. Ke depan, tugas guru semakin berat karena harus menyiapkan generasi yang mampu menjawab kebutuhan jangka panjang bangsa,” ujarnya, Senin (24/11/2025).

Menurut Anam, laju teknologi yang cepat menuntut guru masa depan untuk tidak hanya cakap mengajar, tetapi juga cakap digital. FKIP UMS telah merespons kebutuhan itu dengan mempersiapkan mahasiswa agar familiar dengan berbagai platform pembelajaran modern. Mereka dikenalkan pada pembelajaran online, hybrid, penggunaan aplikasi pendidikan, hingga sistem informasi akademik. 

“Kita tidak boleh menghindari arus teknologi. Anak-anak kita sudah hidup dalam ruang digital, maka guru harus bersanding dengan teknologi, bukan menjauhinya, Ini investasi agar kelak mereka tidak gagap teknologi ketika menjadi guru,” jelasnya. 

Ia menilai bahwa tren pendidikan akan semakin didominasi pembelajaran digital, hybrid, dan penggunaan sistem informasi pendidikan.

Pembentukan calon guru di UMS dilakukan secara bertahap dan spiral. Mahasiswa diwajibkan mengambil micro-teaching untuk melihat kemampuan mengajar dalam skala kecil. Selanjutnya mereka mengikuti Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) 1 untuk observasi ekosistem sekolah, kemudian PLP 2 untuk praktik mengajar langsung di sekolah-sekolah mitra.

“Proses ini membuat mereka paham dinamika sekolah, guru, murid, dan kultur pembelajaran,” tambahnya.

UMS juga memperkuat pengalaman lapangan melalui Kuliah Kerja Nyata Pendidikan (KKNDik), yang memadukan praktik mengajar dan pengabdian masyarakat. Program ini tidak hanya di regional Jawa Tengah, tetapi juga lintas provinsi di Medan, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga Papua. Bahkan FKIP UMS mengirim mahasiswa ke luar negeri melalui KKN Dik Internasional yang telah bekerja sama dengan sekolah di Filipina, Thailand, Malaysia, Brunei, dan Arab Selatan.

Setelah lulus sarjana, mahasiswa melanjutkan ke Program Profesi Guru (PPG) yang menekankan praktik intensif seperti workshop perangkat pembelajaran, metode mengajar, hingga dinamika kehidupan sekolah. Namun Prof. Anam menegaskan, perjalanan panjang menjadi guru adalah panggilan jiwa yang luhur. Menyongsong Hari Guru Nasional 2025, ia berpesan agar guru muda dan calon guru terus belajar dan meningkatkan kompetensi. 

“PPG di UMS sangat kuat pondasinya. Ini yang memastikan lahirnya guru profesional bersertifikat, Guru masa depan tidak boleh berhenti belajar. Kita meminta murid bekerja keras, maka guru pun harus menunjukkan konsistensi itu,” ungkapnya.

Ia menutup dengan optimisme bahwa kualitas pendidik Indonesia akan menentukan posisi bangsa di masa depan. 

“Harapan saya, 10–20 tahun ke depan Indonesia bisa menjadi negara terdepan dalam pendidikan. Dengan guru yang semakin hebat, bermutu, dan berdaya saing, kualitas SDM negeri ini akan terangkat,” ujarnya. 


Posting Komentar

0 Komentar