BSI mendorong ekosistem
emas jadi new game changer di industri perbankan Syariah. Foto: Istimewa.
SOLO - PT Bank Syariah
Indonesia (BSI) resmi ditunjuk sebagai salah satu pengelola bisnis bank emas atau
bullion bank pertama di Indonesia pada 26 Februari 2025. BSI selanjutnya memperkuat
komitmen menjadikan ekonomi syariah sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi
nasional.
“Emas menjadi komoditi yang akan terus dikembangkan perseroan sebagai new game changer di industri perbankan Syariah,” kata Regional CEO BSI Semarang, Ficko Hardowiseto dalam keterangannya, Selasa (25/3/2025).
“Hal tersebut didasari
potensi dan peluang pengembangan alternatif bisnis yang memberikan nilai
investasi bagi masyarakat. Diresmikannya BSI sebagai salah satu entitas yang
menjalankan bisnis bank emas, berpotensi memberikan manfaat untuk masyarakat,
industri, dan insyaAllah perekonomian bangsa melalui optimalisasi ekosistem
ekonomi syariah,” ujarnya.
Dikatakannya, peluang untuk mengembangkan pasar emas Indonesia juga sangat besar. Sebab permintaan emas per kapita Indonesia masih terendah di Asia Tenggara, 0,16 gram per orang. Di sisi lain mengacu kajian McKinsey, emas yang beredar di masyarakat Indonesia mencapai 1.800 ton, dari sektor hulu ke hilir.
BSI mendorong ekosistem
emas jadi new game changer di industri perbankan Syariah. Foto: Istimewa.
Sementara jumlah perhiasan
dan emas batangan sebesar 321 Ton yang merupakan aset yang dapat dimonetisasi.
Jumlah ini berpotensi untuk terus meningkat mengingat Indonesia memiliki
potensi cadangan emas Indonesia nomor 6 terbesar di dunia setara dengan 2.600
ton. Di sisi lain Indonesia termasuk dalam negara top 10 produsen emas global
yang memproduksi sekitar 100 ton emas pada 2020.
Menurut Ficko, melalui
usaha bank emas BSI dapat menangkap nilai ekonomi di seluruh rantai pasok emas,
memonetisasi aset emas yang kurang produktif, dan tentunya memberikan kemudahan
alternatif investasi syariah.
Upaya ini tak terlepas
dari misi BSI melanjutkan arahan pemerintah sebagai lokomotif ekonomi syariah
nasional. Juga untuk mendukung visi pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional yang yang diproyeksikan mencapai 8 persen pada 2029.
Ficko mengatakan, pihaknya
optimistis bank emas atau usaha bulion akan memberikan daya tarik bagi para
pelaku industri hulu hingga hilirisasi emas yang memberikan nilai tambah pada
rantai produksi. Sebab, hilirisasi logam mulia meningkatkan nilai tambah bijih
emas hingga 10 kali lipat.
“Di BSI sendiri bisnis
bank emas memiliki berbagai keunggulan. Pertama, layanan bank emas pertama di
Indonesia dengan salah satu yang ditawarkan adalah BSI Gold Karatase 99,99
persen SNI dan Sertifikat MUI. Kemudian, jaringan BSI Agen lebih dari 110.000
di seluruh Indonesia yang bisa melayani bisnis emas BSI. Serta layanan bank
emas yang bisa diakses di mana pun dan kapan pun melalui BYOND by BSI,” kata Ficko.
Adapun bisnis emas BSI
terus mengalami lonjakan pertumbuhan yang sangat signifikan melalui produk
Gadai Emas, Cicil Emas, Tabungan E-Mas dan BSI Gold. Sehingga kehadiran bisnis
bank emas ini akan melengkapi ekosistem yang sudah dibangun sebelumnya.
Sepanjang 2024 baki debit naik 78% dari Rp6,9 triliun ke Rp7,1 triliun secara
tahunan.
Karena hal tersebut, Ficko
mengatakan potensi bisnis logam mulia akan terus dikembangkan melalui
optimalisasi ekosistem bank emas yang telah dimiliki perseroan saat ini. Pada
2025, BSI akan fokus pada dua lini utama dalam bisnis bank emas yaitu penitipan
emas dan perdagangan emas melalui 3 fokus layanan.
Pertama, BSI Emas Digital
yaitu jual-beli dan titip emas melalui BYOND by BSI. Kedua, BSI Gold berupa
kemudahan membeli emas fisik secara tunai dan cicil dengan harga terjangkau.
Ketiga adalah BSI ATM Emas untuk kemudahan cetak emas di pusat dan cabang BSI.
Bahkan BSI ATM Emas menjadi yang pertama di Indonesia yang dimiliki entitas
yang menjalankan bisnis bank emas.
Optimisme Ficko pun tak
terlepas dari jumlah nasabah BSI yang mencapai 21 juta, dengan sekitar 8 juta
pengguna super app BYOND. Saat ini, operasional perseroan pun didukung oleh
jaringan kantor cabang yang mencapai 1.130 outlet. Tak hanya itu, BSI diperkuat
oleh lebih dari 600 tenaga profesional penaksir emas, dan juga ke depan akan
memiliki sekitar 50 BSI ATM Emas.
0 Komentar