Tim P2AD UMS Bina Petani JATAM Klaten Kembangkan Padi Rojolele Sekaligus Perluas Akses Pemasaran Hasil Panen

Kegiatan pelatihan pengembangan padi Rojolele oleh tim P2AD UMS. Foto: Ist. 



KLATEN - Tim Program Pengabdian Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali memberdayakan persyarikatan dengan memberikan pendampingan dan pembinaan kepada Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten. Kegiatan dilakukan secara berkala sejak Bulan November 2024. 


Tim yang terdiri dari Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono sebagai ketua tim dan Agus Triyono, M.Si akan mendampingi JATAM PDM Klaten dalam mengembangkan padi Rojolele Srinuk. Kabupaten Klaten dikenal dengan produktivitas hasil pertanian yang melimpah.

 

“Klaten itu ibaratnya apa saja pasti tukul (tumbuh), jadi potensi kita memang pada beras. Kemudian kita berkolaborasi untuk bisa memasarkan,” tutur Kuswaji, Sabtu (3/5/2025) saat menghadiri pembukaan pelatihan untuk JATAM PDM Klaten. 

 

Program ketahanan pangan oleh JATAM PDM Klaten ini memiliki beberapa tantangan, diantaranya keterbatasan teknologi dan inovasi pertanian, isu perubahan iklim serta bencana alam, ketergantungan pada pupuk dan pestisida kimia. Kemudian kurangnya dukungan kebijakan dan akses permodalan, keterbatasan akses terhadap sumber daya, fluktuasi harga dan juga ketidakpastian pasar.

 

Melalui pengabdian persyarikatan, harapannya akan dapat menghasilkan perubahan pola pikir petani agar tidak menggunakan pupuk berbahan kimia dalam budidaya padinya. Tim pengabdian membina dan mendampingi sejak tahap awal hingga pasca panen varietas padi yang dibudidayakan petani binaan. 


Selain itu, pihaknya juga menawarkan solusi untuk permasalahan pemasaran. Tim dan mitra akan menerapkan internet of things, drone, dan aplikasi digital dalam pengelolaan pertanian serta pembuatan aplikasi atau platform pemasaran digital untuk menjual hasil pertanian langsung ke konsumen.

 

Lilik Nugraharja, STp., M. Eng, selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab. Klaten menyampaikan tentang padi Rojolele dan turunannya yaitu Rojolele SrinukPadi sangat rentan dengan hama penyakit. Sedangkan untuk bibit padi Rojolele Srinuk masih belum bisa dikembangkan secara massal. “JATAM punya prospek untuk mengembangkan,” kata Lilik.

 

Dia juga menyampaikan terima kasih karena dengan sinergitas dan kolaborasi pengabdian antara JATAM dengan UMS, target swasembada pangan yang dicanangkan oleh Presiden RI Prabowo akan berhasil, apabila banyak elemen yang ikut terjun. Lilik juga menyoroti peran akademisi untuk menghasilkan pemasaran hasil panen yang lebih luas.

 

“Dari sisi pemasaran, saya kira teman-teman akademisi akan lebih lihai karena punya banyak fakultas yang bisa memasarkan, tidak hanya dalam negeri, tapi di luar negeri, atau dimana pun yang bisa meningkatkan harga,” tambahnya. 

 

Kalau harga tinggi, produksi beras pasti akan tinggi juga dalam artian banyak masyarakat yang tertarik untuk memproduksi beras Rojolele. JATAM mendapatkan pemaparan materi dan diskusi panel untuk memperdalam pengetahuan. Peserta antusias untuk menyimak materi tersebut demi pengelolaan pertanian mereka. (*)

0 Komentar