SOLO – Universitas
Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar penyembelihan hewan kurban dalam di
lapangan depan Masjid Hj. Sudalmiyah Rais, Kampus 2 UMS, Sabtu (7/6/2025).
Dalam momen perayaan Idul Adha 1446 H tersebut, sebanyak 7 ekor sapi disembelih
dan ditangani oleh Takmir Masjid UMS bersama tim relawan mahasiswa.
Ketua Takmir Masjid UMS,
Dr. Muchamad Iksan, S.H., M.H., menyampaikan bahwa kurban tahun ini bukan
sekadar ibadah rutin, tetapi juga sarana internalisasi nilai ketaatan kepada
Allah SWT dan Rasul-Nya. Ia menambahkan, UMS memberikan subsidi 50 persen untuk
dosen, karyawan, dan pensiunan yang ingin berkurban.
“Ini ditujukan khususnya
bagi mereka yang belum sempat berkurban di lingkungan masing-masing,” ujar Muchamad
Iksan melalui keterangan tertulis, Minggu (8/6/2025).
Ia berharap, program ini
dapat meningkatkan partisipasi civitas akademika dalam berkurban dan
menghidupkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan kampus. Daging kurban
diprioritaskan untuk karyawan UMS, terutama mereka yang berstatus kontrak
seperti cleaning service dan penjaga sepeda. Distribusi dilakukan dengan
sistematis dan merata, dengan target lebih dari dua ton daging dibagikan kepada
penerima.
Hartono, M.Ag., selaku
penanggung jawab pelaksanaan penyembelihan, menjelaskan bahwa tujuh ekor sapi
berasal dari berbagai kelompok. Empat sapi merupakan hasil subsidi UMS, dua
dari Bank Jateng Syariah, dan satu dari Bank Syariah Indonesia.
“Hewan kurban kami
datangkan dari mitra Muhammadiyah di Boyolali. Prosesnya melibatkan tim khusus
dari pengadaan, penyembelihan, hingga pengemasan,” terang Hartono. Ia
menambahkan, daging akan dibagikan dalam ukuran satu kilogram per bungkus.
Kegiatan ini turut
melibatkan relawan dari mahasiswa UMS, termasuk dari komunitas Pejuang Masjid
serta mahasiswa umum yang mendaftar secara sukarela. Mereka aktif sejak
persiapan salat Iduladha hingga pelaksanaan penyembelihan.
Yang menarik, kegiatan ini
juga diikuti oleh sepuluh mahasiswa asing UMS. Mereka tidak hanya menyaksikan
tetapi turut membantu dalam proses penyembelihan dan pengemasan daging, sebagai
bagian dari edukasi lintas budaya dan agama.
Salah satunya adalah
Panashe Ndlovu, mahasiswa asal Zimbabwe. Ia mengaku ini merupakan pengalaman
pertamanya mengikuti langsung penyembelihan kurban. “Saya melihat ada nilai
spiritual dan budaya Islam yang kuat di sini,” ujarnya kagum.
Panashe menuturkan bahwa
di negaranya juga ada tradisi penyembelihan, namun tidak berkaitan dengan
Iduladha. Ia menyebut, pengalaman ini memperkaya pemahamannya tentang Islam dan
semangat berbagi yang menjadi inti dari kurban.
Mahasiswa internasional
lainnya, Pa Modou Khan dari Gambia, juga menyatakan hal serupa. Ia merasa
mendapat keluarga baru dalam kegiatan ini. “Saya membantu memisahkan daging dan
tulang. Ini seperti di rumah saya,” ungkapnya.
Menurut Pa Modou, tradisi
kurban di Indonesia lebih meriah karena melibatkan banyak orang. Ia mengaku
sangat senang bisa berkontribusi langsung bersama masyarakat dan mahasiswa
Indonesia.
0 Komentar