SOLO – Upaya pelestarian bahasa krama dan aksara Jawa kembali digiatkan melalui pendekatan berbasis teknologi. Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memperkenalkan game edukatif interaktif bernama “Pitakon Semar Tanggap” kepada siswa sekolah dasar, guna meningkatkan keterampilan berbahasa sekaligus literasi aksara Jawa.
Bahasa Jawa, khususnya ragam krama, kini semakin terpinggirkan di kalangan generasi muda. Bahkan, kemampuan membaca aksara Jawa mulai berkurang secara signifikan. Melihat kondisi itu, mahasiswa UMS mencoba menghadirkan metode pembelajaran inovatif yang lebih sesuai dengan karakter anak zaman sekarang, yaitu melalui permainan berbasis digital.
Game Pitakon Semar Tanggap berisi kuis interaktif dengan tiga tingkatan level. Permainan tersebut dirancang untuk dimainkan secara berkelompok, menggunakan proyektor agar siswa dapat menjawab soal secara bergantian. Mekanisme ini diharapkan dapat membangkitkan antusiasme sekaligus melatih kerja sama antar siswa.
“Penggunaan game sebagai media pembelajaran bertujuan agar siswa lebih tertarik memahami bahasa krama dan aksara Jawa dengan cara menyenangkan, sehingga mereka tidak merasa bosan,” ujar Ela Fitriana, ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) bertajuk JAWARA TECH, Minggu (31/8/2025).
Game itu dibuat melalui platform wordwall dengan soal-soal seputar bahasa krama dan aksara Jawa. Siswa berebut menjawab pertanyaan yang ditampilkan di layar proyektor. Setelah soal dibacakan, mereka mengangkat tangan untuk mewakili kelompok, lalu menjawab. Operator akan menampilkan jawaban yang benar.
Dosen pendamping tim, Ika Candra Sayekti, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa antusiasme siswa terlihat tinggi selama permainan berlangsung. Bahkan, sebagian dari mereka mulai mampu menggunakan bahasa krama dan memahami aksara Jawa setelah beberapa kali mencoba permainan tersebut.
“Siswa tampak senang dan lebih mudah menyerap materi,” jelas dosen UMS itu.
Salah satu siswi SD Muhammadiyah 16 Karangasem, Bintang menyampaikan bahwa metode yang terlaksana pada 19 Agustus 2025 sukses membuatnya mengenal bahasa Jawa ragam krama.
“Permainannya sangat menyenangkan, seru, dan aku jadi lebih tahu materi bahasa krama dan aksara Jawa,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari pihak sekolah. Guru SD Muhammadiyah 16 Karangasem, Rakhma, menilai langkah mahasiswa UMS itu sangat penting. Menurunnya minat belajar bahasa dan aksara Jawa perlu segera diatasi.
“Salah satu cara yang efektif adalah game-based learning karena sesuai dengan dunia anak,” ucapnya.
Tim mahasiswa berharap, metode pembelajaran ini dapat memberi dampak berkelanjutan. Selain memperkenalkan bahasa krama dan aksara Jawa, kegiatan ini juga diharapkan mendorong siswa agar lebih bangga dengan budaya lokal yang dimiliki.
0 Komentar