Ticker

6/recent/ticker-posts

Perluas Jangkauan Internasional, UMS Sasar Mahasiswa Muslim Thailand dengan 3 Strategi Jitu

Ilustrasi - Perwakilan Yayasan Lukmanulhakeem Foundation dan Muhammadiyah Association Thailand saat mengunjungi UMS pada 8 September 2025. Foto: Ist. 

SOLO - Upaya untuk menjaring mahasiswa asing yang melanjutkan studi di jenjang perguruan tinggi terus dilakukan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Kali ini, UMS membidik mahasiswa muslim asal Thailand Selatan. 

Kasubdit Pengembangan Kemitraan Akademik dan Mobilitas Direktorat Reputasi, Kemitraan, dan Urusan Internasional UMS Hepy Adityarini, S.Pd., M.A., Ph.D. menjelaskan tiga strategi yang akan dilakukan, antara lain mengikuti pameran perguruan tinggi, mengunjungi SMA yang prospektif, hingga menggelar kuliah kerja nyata (KKN) di Thailand. 

Hepy mengatakan, pameran perguruan tinggi tersebut bekerja sama dengan Konsulat Republik Indonesia di Provinsi Songkhla, Thailand. 

“Biasanya ada satu event di Prince Songkla University, di mana semua perguruan tinggi dari seluruh dunia akan menggelar exhibition di situ,” kata Hepy, Jumat (12/9/2025). 

Kunjungan ke sejumlah sekolah yang potensial di Thailand juga dilakukan. Tujuannya untuk memperkenalkan program beasiswa yang dimiliki UMS kepada para pelajar SMA. Hepy menyebut salah satu beasiswa yang kerap dipromosikan adalah beasiswa International Priority Scholarships (IPS).

Di saat yang sama, program tersebut juga bertujuan untuk menjaring alumni UMS yang berkarier di Negeri Gajah Putih itu. Menurut Hepy, hal ini penting agar alumni UMS dapat menjadi duta yang memperkenalkan UMS kepada masyarakat Thailand. 

Sementara itu, untuk kegiatan KKN dilakukan atas permohonan Yayasan Lukmanulhakeem Foundation dan Muhammadiyah Association Thailand. Hepy berkata dua lembaga ini mengutarakan permohonan tersebut sewaktu menyambangi UMS pada Senin, 8 September 2025, di Gedung Induk Siti Walidah UMS.

“Mereka menyampaikan kalau mereka butuh banget (pelajaran) bahasa Inggris. Jadi akan lebih bermanfaat lagi kalau ada mahasiswa (UMS) yang bisa dikirim selama satu semester untuk mengajar di sana,” imbuh dia. 

Hepy mengaku dua lembaga tersebut siap memfasilitasi kebutuhan akomodasi dan logistik bagi mahasiswa UMS yang hendak menjalankan KKN di Thailand. Dua lembaga tersebut turut mengusulkan penggunaan visa selama kegiatan berlangsung. Mengingat kegiatan KKN direncanakan akan memakan waktu hingga satu semester.

“Semoga ini nanti bisa terwujud. Karena kalau meninggalkan satu semester kan berarti harus ada pengakuan paling tidak 20 SKS ya,” tuturnya.

Umat Islam Thailand mendominasi lima provinsi di selatan negara itu, yakni Pattani, Songkhla, Narathiwat, Satun, dan Yala memantik Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Persyarikatan Muhammadiyah memberikan kesempatan kepada pelajar muslim Thailand untuk melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah’ di Indonesia.

PP Muhammadiyah, kata Hepy, telah melakukan inisiasi kerja sama antara 2008-2010 lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Pusat Pemerintahan Provinsi Perbatasan Thailand Selatan (SBPAC). Sementara Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah bertugas merealisasikan komitmen tersebut. 

Hepy berharap kerja sama yang telah terjalin antara Muhammadiyah dengan SBPAC dapat meningkatkan jumlah mahasiswa Thailand yang belajar di Indonesia. Hal ini mengingat Muhammadiyah yang siap memberikan beasiswa bagi calon mahasiswa asing. 

“PP Muhammadiyah akan memfasilitasi (mahasiswa muslim Thailand) untuk memberikan beasiswa di perguruan tinggi Muhammadiyah,” tegasnya.

Posting Komentar

0 Komentar