SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi ke-67 UMS. Pagelaran yang menampilkan lakon Gatotkaca Krida ini digelar di halaman GOR Kampus 2 UMS, Sabtu (25/10/2025).
Pertunjukan berlangsung semarak dengan kehadiran seluruh civitas akademika serta masyarakat sekitar kampus.Acara diawali dengan pembukaan Ketua Panitia Hari Jadi ke-67 UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., yang membacakan sinopsis singkat lakon Gatotkaca Krida. Lakon ini mengisahkan perjalanan hidup Gatotkaca sejak kecil, yang ditempa di kawah Candradimuka untuk menjadi jagoning dewa atau kesatria pilihan para dewa.
Dengan kekuatan otot kawat balung wesi, Gatotkaca menjadi simbol ketangguhan dan keberanian dalam menegakkan kebenaran. Ia diturunkan ke medan laga untuk menghadapi Prabu Kolopracono dan Patih Sekipu yang menyerang kahyangan Suroloyo, dan berhasil menaklukkan keduanya dengan keberanian serta kesaktiannya.
Usai pertempuran, Gatotkaca memperoleh anugerah Jimat Asmo Arupi Guru Handoyo dari Betara Guru sebagai penghargaan atas pengabdian dan keberaniannya. Ia kemudian dididik oleh para dewa untuk menimba ilmu, menanamkan tata krama dan kesantunan. Nilai moral inilah yang menjadi pesan utama lakon Gatotkaca Krida, bahwa kekuatan dan keilmuan sejati harus disertai adab dan kebijaksanaan, sebagaimana semangat pendidikan di UMS.
Sementara itu, Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., dalam sambutannya turut menjelaskan, pemilihan lakon Gatotkaca Krida bukan tanpa alasan. “Gatotkaca adalah simbol kekuatan, keteguhan, dan pengabdian. Nilai-nilai itu sejalan dengan perjuangan UMS yang kini dipercaya hingga kancah internasional, menempati peringkat ketiga nasional versi THE WUR 2026. Ini menunjukkan bahwa UMS mampu terbang tinggi, seperti Gatotkaca, dengan tetap berpijak pada nilai-nilai moral dan keislaman,” ujar Harun.
Dalam kesempatan yang sama, Harun juga menyerahkan wayang Gatotkaca kepada dalang Ki Bayu Aji Pamungkas sebagai tanda dimulainya pertunjukan. Ia berpesan agar Sang Dalang menghadirkan hiburan yang bermakna bagi masyarakat yang turut memeriahkan perayaan Hari Jadi ke-67 UMS, sekaligus mengapresiasi kepercayaan publik terhadap UMS.
“Semoga pagelaran ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga tuntunan. Kami berharap masyarakat yang telah percaya dan turut menyaksikan dapat merasakan semangat kebersamaan dan keilmuan yang terus tumbuh di UMS,” pesan dia.
Usai sambutan dan prosesi penyerahan, acara ditutup dengan pentas wayang kulit oleh Ki Bayu Aji Pamungkas. Lakon Gatotkaca Krida menghadirkan perpaduan antara hiburan, filosofi, dan pesan moral tentang pentingnya keberanian yang dibingkai dalam etika serta kesantunan.
Pagelaran semakin meriah dengan penampilan humor khas Gareng Semarang dan Eka Kebumen yang menghibur penonton lewat banyolan ringan. Sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat yang turut memeriahkan acara, di akhir pertunjukan UMS juga membagikan doorprize tiga unit sepeda listrik kepada penonton yang beruntung.
Melalui kegiatan ini, UMS pun berupaya melestarikan budaya Jawa sekaligus menegaskan komitmen untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepada civitas academica. Seperti makna lakon Gatotkaca Krida, keilmuan dan keberanian sejati harus disertai tata krama dan kesantunan dalam bertutur maupun bertindak.

0 Komentar