SOLO - Bawaslu Kota Solo melakukan pengawasan langsung terhadap pelaksanaan Coklit Terbatas (Coktas) yang digelar oleh KPU setempat pada 19–20 November 2025. Kegiatan dilakukan menyusul ditemukannya data dari BPJS dan BPS terkait 189 pemilih yang tercatat meninggal dunia dan tersebar di wilayah Kota Solo.
Untuk memastikan proses berjalan akurat, Bawaslu Solo membagi jajaran pengawas menjadi 5 tim, yang diterjunkan ke 5 wilayah kecamatan, yaitu Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, Jebres, dan Banjarsari. Sementara itu, KPU Solo mengerahkan 16 tim untuk melakukan pencocokan dan penelitian data di lapangan.
Di seluruh kecamatan yang menjadi lokasi pengawasan, Bawaslu mendapati sejumlah pemilih yang sebelumnya tercatat meninggal dunia ternyata masih hidup dan layak mempertahankan hak pilihnya. Temuan ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari BPJS dan BPS memerlukan verifikasi lebih mendalam sebelum dijadikan dasar pemutakhiran data pemilih.
Agus Sulistyo, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas (P2H) Bawaslu Solo, menegaskan pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan data eksternal sebagai rujukan.
“Ternyata masih banyak pemilih yang sebenarnya masih memenuhi syarat atau masih hidup. KPU Kota Solo mestinya memastikan kembali data variabel yang diperoleh dari BPJS dan BPS itu benar-benar akurat dan valid,” ujar Agus.
Bawaslu meminta KPU Solo untuk tidak mencoret hak pilih pemilih yang masih memenuhi syarat tersebut pada proses Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan (PDPB) Triwulan IV Tahun 2025. Akurasi data menjadi kunci agar hak konstitusional masyarakat tetap terlindungi.
Bawaslu Solo berkomitmen untuk terus melakukan pengawasan ketat dan memberikan rekomendasi perbaikan guna memastikan proses pemutakhiran data pemilih berlangsung kredibel, akurat, dan akuntabel.
0 Komentar