Ticker

6/recent/ticker-posts

Gubernur Malut Sherly Tjoanda Laos Gandeng ISI Solo dan Jateng, Dorong Penguatan Budaya-Ekonomi Kreatif Lintas Daerah

Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda Laos menjadi narasumber Kuliah Umum Pascasarjana ISI Solo, Rabu (19/11/2025). Foto: Ist.  

SOLO - Gubernur Maluku Utara (Malut), Sherly Tjoanda Laos hadir di ISI Solo sebagai narasumber dalam Kuliah Umum Pascasarjana ISI Solo dengan mengambil tema pemberdayaan pemuda dan penguatan budaya daerah, “Empowering Youth, Enriching North Maluku”, di Gedung Teater Besar Kampus Kentingan, Rabu (19/11).

Di hadapan sejumlah pimpinan ISI Solo, guru besar, dosen serta ratusan mahasiswa baik dari jenjang sarjana, sarjana terapan, magister, dan doktor, Sherly menegaskan bahwa membangun kolaborasi dengan ISI Solo secara khusus dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah keputusan yang sangat strategis untuk pengembangan budaya dan ekonomi kreatif di Maluku Utara. Pada kegiatan tersebut hadir juga Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.

Menurut Sherly, Jawa Tengah memiliki pengalaman panjang dalam membangun pendidikan, budaya, dan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal. Menurutnya, praktik baik tersebut menginspirasi bagi Maluku Utara.

“Saya banyak belajar dari Jawa Tengah. Intinya adalah pendidikan yang baik akan menghasilkan literasi dengan karakter yang baik, kreatif, dan produktif,” ujar Sherly saat merangkai jawaban dari pertanyaan sejumlah mahasiswa.

Sherly menekankan bahwa literasi budaya menjadi fondasi penting untuk memperkuat identitas daerah, sekaligus meningkatkan daya saing generasi muda di tengah perkembangan industri kreatif. Katanya, pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal merupakan fondasi penting bagi masa depan industri seni. Mahasiswa diharapakan dapat memahami potensi budaya daerah, termasuk dari Maluku Utara, sebagai pijakan akademik dan praktik lapangan.

Sementara, Gubernur Ahmad Luthfi mengungkapkan, Jawa Tengah menempatkan ekonomi kreatif sebagai salah satu prioritas pembangunan. Termasuk melalui program Kecamatan Berdaya yang membentuk pusat-pusat kreativitas masyarakat.

“Budaya ini merupakan patron kearifan lokal yang perlu dibudidayakan atau diuri-uri. Jangan sampai kita lupa. Budaya itu adalah benteng pertama dan terakhir,” ungkap Luthfi.

“Dari situ sudah banyak inspirasi bagi Gubernur Maluku Utara untuk membuat terobosan.  Ekonomi kreatif dengan landasan budaya dan kearifan lokal akan menjadi pondasi mengembangkan ekonomi kreatif, baik di Jawa Tengah maupun di Maluku Utara. Itu yang paling utama,” lanjutnya.

Acara berlangsung cukup meriah, hangat, dan mendapat respons positif dari mahasiswa dan peserta yagn hadir. Kolaborasi antara ISI Solo, Pemerintah Jawa Tengah, dan Pemerintah Maluku Utara, akan menjadi model penguatan budaya dan ekonomi kreatif lintas daerah.

Di akhir pernyataannya, Sherly menegaskan, Maluku Utara berkomitmen untuk memperkuat sektor budaya sebagai penggerak ekonomi baru, dengan mencontoh praktik baik yang telah dijalankan di Jawa Tengah –tentu dengan menggandeng ISI Solo.

Posting Komentar

0 Komentar