Mahasiswa UNS Solo, Dylansius Putra Prasetio dan Daffa Hasanal Arkaan menjadi perwakilan kampus yang lolos ke jajaran Top 7 Meta Llama Accelerator tingkat nasional. Foto: Ist.
SOLO - Dylansius Putra Prasetio dan Daffa Hasanal Arkaan berhasil menjadi satu-satunya perwakilan kampus yang lolos ke jajaran Top 7 Meta Llama Accelerator tingkat nasional. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo tersebut tampil pada panggung final yang dihadiri Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) RI, Meutya Hafid.
Tidak hanya itu, pemangku kepentingan global dari Meta, IBM, AWS, dan Hacktiv8 juga turut hadir. Prestasi ini diraih melalui inovasi SimplyBox, sebuah smart inbox berbasis AI yang dirancang untuk membantu meningkatkan layanan pelanggan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Dengan inovasi ini kami berhasil meraih top 7 dari Hacktiv8 X Meta Llama Project Incubator dan menjadi satu-satunya tim beranggotakan dua mahasiswa yang melakukan project showcase di depan Menkomdigi dan stakeholder global,” ujar Dylan melalui siaran pers Humas UNS, Kamis (4/12/2025).
Tim pengembang SimplyBox berasal dari Program Studi (Prodi) Informatika Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Data (FATISDA) UNS. Mereka mengembangkan produk sejak Agustus hingga November 2025. Seluruh proses lomba dilaksanakan dalam program Hacktiv8 x Meta Llama Project Incubator yang diikuti lebih dari 150 tim profesional dari seluruh Indonesia.
Mahasiswa UNS Solo, Dylansius Putra Prasetio dan Daffa Hasanal Arkaan menjadi perwakilan kampus yang lolos ke jajaran Top 7 Meta Llama Accelerator tingkat nasional. Foto: Ist.
Final presentasi berlangsung di Park Hyatt Hotel Menteng Jakarta dalam acara Accelerate with Llama Final Pitching. Kegiatan tersebut mempertemukan ekosistem kecerdasan buatan dari berbagai sektor penting. Para peserta tampil di hadapan juri, pemerintah, dan mitra industri teknologi berskala internasional. Momen tersebut menjadi kesempatan penting bagi Mahasiswa UNS untuk menunjukkan inovasi karya anak bangsa.
Penciptaan SimplyBox bertujuan menjawab masalah komunikasi digital UMKM yang semakin kompleks. Banyak pelaku usaha menerima ratusan pesan per hari dari WhatsApp, Instagram, marketplace, dan email. Pesan sering tercecer, terlewat, atau tidak tertangani dengan baik. Kondisi tersebut dapat menurunkan konversi transaksi dan membuat pelanggan berpindah ke kompetitor lain.
Melihat masalah tersebut, tim UNS merancang SimplyBox sebagai smart inbox dengan integrasi berbagai kanal komunikasi dalam satu dashboard. Produk ini dilengkapi AI Auto Reply, knowledge base, workflow, dan fitur kolaborasi tim.
Mahasiswa mengusung filosofi bahwa kecerdasan buatan berfungsi membantu manusia, bukan menggantikannya. Pemilik bisnis tetap dapat mengatur jawaban agar sesuai identitas dan kepribadian merek.
“Kami ingin menyederhanakan proses bisnis yang selama ini memakan resource. Kami juga sengaja membuat tampilan yang mudah diakses karena setiap orang memiliki literasi teknologi yang berbeda dengan target market yang beragam,” terang Dylan.
UMKM merupakan segmen besar yang sangat membutuhkan solusi ini. Terdapat lebih dari 60 juta pelaku usaha yang menopang sebagian besar perekonomian nasional. Namun, digitalisasi mereka masih tidak merata dan sering terhambat keterbatasan literasi teknologi. SimplyBox hadir sebagai solusi yang mudah dipasang dan dapat digunakan tanpa memerlukan tim teknis.
Tim menjelaskan cara kerja SimplyBox melalui demonstrasi langsung di panggung final. Proses dimulai dengan integrasi media sosial, unggah knowledge base, lalu AI akan menghasilkan jawaban kontekstual sesuai data bisnis. Pemilik usaha juga dapat mengundang anggota tim untuk menangani pesan bersama. Jawaban AI dapat disesuaikan dengan gaya komunikasi masing masing usaha.
“Kami menunjukkan demo yang dimulai dari integrasi sosial media, pemilik usaha mengunggah dasar pengetahuan hanya dengan 4 langkah sederhana. Pesan masuk dari berbagai kanal. AI akan menjawab berdasarkan berkas yang diunggah. Pemilik bisnis bisa mengundang anggota tim. Jawaban AI bisa disesuaikan dengan brand voice masing-masing bisnis agar tetap konsisten,” lanjutnya.
Inovasi ini memiliki keterkaitan dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan. SimplyBox mendukung SDG 8 melalui peningkatan produktivitas dan profesionalitas UMKM. Solusi ini juga mendukung SDG 9 melalui penguatan inovasi dan infrastruktur digital. Selain itu, produk ini berkontribusi pada SDG 10 dengan mengurangi kesenjangan teknologi antara usaha kecil dan perusahaan besar.
Tim UNS telah mencatat beberapa dampak nyata setelah mengikuti program akselerasi. Mereka memperoleh peningkatan kompetensi teknis dalam membangun sistem AI modern. Mereka juga mendapat akses jejaring global dari berbagai perusahaan teknologi internasional. Validasi produk turut diberikan oleh juri dan panelis yang menilai masalah UMKM sebagai isu penting.
SimplyBox juga memberi dampak positif bagi branding UNS. Kehadiran mahasiswa UNS di antara para profesional menjadi bukti kualitas pembinaan talenta digital kampus. Prestasi tersebut memperkuat posisi UNS sebagai institusi yang mendorong inovasi teknologi dan pengembangan solusi berbasis kecerdasan buatan.
“Kehadiran mahasiswa sebagai satu-satunya perwakilan kampus di antara proyek lain yang didominasi praktisi dan startup menunjukkan kualitas pembinaan talenta digital di lingkungan akademik,” tutur Dylan.
Tim sedang menyiapkan rencana keberlanjutan setelah panggung final. Mereka memperkuat diferensiasi produk agar memiliki unique value proposition yang jelas. Mereka menilai bahwa persaingan pasar omnichannel menuntut produk yang benar benar memiliki nilai lebih. Proses riset mendalam dilakukan untuk memastikan SimplyBox mampu bersaing dengan platform besar.
Mahasiswa UNS juga menargetkan peluncuran versi SaaS agar UMKM dapat menggunakan SimplyBox secara mandiri. Mereka menyiapkan paket layanan, integrasi standar, dan proses onboarding yang sederhana. Dukungan dari inkubator dan mitra industri akan terus diupayakan untuk memperkuat aspek teknis produk.
Tim juga berkomitmen mengembangkan fitur responsible AI dan keamanan data. Mereka menyiapkan modul transparansi yang dapat menjelaskan bagaimana rekomendasi jawaban dihasilkan. Mereka ingin memastikan pelaku usaha tetap dapat menjaga etika dan perlindungan data pelanggan.
SimplyBox akan terus dikembangkan melalui pendekatan riset yang berkelanjutan. Umpan balik pengguna awal akan menjadi landasan penyempurnaan berbagai fitur. Mahasiswa UNS berharap SimplyBox dapat menjadi sistem operasi komunikasi untuk bisnis kecil dan menengah. Prestasi ini menjadi bukti bahwa talenta muda UNS mampu bersaing di panggung inovasi nasional dan global.


0 Komentar