KAI Daop 6 Yogyakarta
terus mewujudkan komitmen terhadap keberlanjutan dan kelestarian lingkungan
melalui berbagai inovasi di area stasiun dan layanan kereta api. Foto: Ist. SOLO - KAI Daop 6
Yogyakarta terus mewujudkan komitmennya terhadap keberlanjutan dan kelestarian
lingkungan melalui berbagai inovasi di area stasiun dan layanan kereta api.
Secara bertahap, diterapkan prinsip ramah lingkungan, efisiensi sumber daya dan
keberlanjutan dalam menginisiasi langkah-langkah nyata untuk mendukung gerakan
pelestarian bumi.
“KAI Daop 6 terus
berinovasi dan beradaptasi untuk menciptakan ekosistem transportasi yang
mengedepankan keberlanjutan dan ramah lingkungan. Inisiatif yang kami jalankan
tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi dan sampah, tetapi juga membangun
kesadaran kolektif di kalangan pegawai dan pengguna jasa,” kata Manajer Humas
KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih, Rabu (7/5/2025).
Berbagai langkah green
transformation yang sudah dilakukan, antara lain secara bertahap mulai
menerapkan paperless dalam ticketing angkutan penumpang melalui digitalisasi.
Salah satunya adalah penerapan sistem pengecekan identitas penumpang saat
boarding dengan teknologi face recognition yang memungkinkan proses boarding
tanpa cetak tiket kertas.
Layanan face recognition
telah hadir di Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, dan Solo Balapa. Inovasi ini
telah digunakan lebih dari 1.404.577 penumpang KA di stasiun Daop 6 yang
terdapat fasilitas face recognition pada tahun 2024 dan pada triwulan I 2025
telah digunakan oleh lebih dari 437.735 penumpang. Inovasi ini terbukti efektif
dalam menekan penggunaan kertas.
Sustainability dalam
pemanfaatan energi terbarukan di KAI Daop 6 juga telah dilakukan dengan
memasang panel surya di Stasiun Yogyakarta dan Stasiun Solo Balapan, sebagai
bagian dari upaya mengurangi ketergantungan energi terhadap listrik berbasis
fosil.
Selain itu, untuk
mengurangi jejak karbon dari sektor transportasi, KAI Daop 6 secara bertahap
telah mengadopsi penggunaan bahan bakar biodiesel jenis B40, yakni campuran 40%
biodiesel berbasis minyak nabati dengan 60% solar. Penggunaan B40 ini menjadi
bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung program transisi energi
nasional menuju energi yang lebih bersih dan terbarukan.
Tak hanya di sisi
internal, KAI Daop 6 Yogyakarta juga secara aktif mengajak para pengguna jasa
untuk turut menerapkan upaya sustainability dalam kehidupan sehari-hari
khususnya saat berada di lingkungan kereta api. KAI telah menyediakan fasilitas
water station di 10 stasiun di wilayah Daop 6 yaitu Stasiun Yogyakarta,
Lempuyangan, Solo Balapan, Purwosari, dan Solo Jebres, Wates, Klaten, Palur,
dan Solo Kota.
Fasilitas tersebut
memungkinkan penumpang mengisi ulang air minum secara gratis serta sebagai
upaya mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai. KAI juga secara aktif
memberikan wawasan lingkungan kepada penumpang bahwa pilihan untuk naik kereta
api juga turut dalam mewujudkan keberlanjutan dengan menghadirkan fitur carbon
footprint dalam aplikasi Access by KAI.
Fitur ini menyajikan
informasi estimasi jejak karbon yang dihasilkan dari perjalanan kereta yang
mereka tempuh, sekaligus memberikan perbandingan emisi dengan moda transportasi
lainnya. Melalui fitur ini, KAI ingin mendorong kesadaran individu terhadap
dampak lingkungan dari aktivitas mobilitas serta mengajak pelanggan untuk
memilih moda transportasi yang lebih rendah emisi.
Kehadiran fitur ini
diharapkan tidak hanya menjadi alat informasi, tetapi juga inspirasi bagi
masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih sarana transportasi yang
berkelanjutan. KAI Daop 6 juga mengganti plastik waste bag dengan kertas daur
ulang sebagai kantong sampah di dalam kereta sebagai komitmen untuk mengurangi
sampah non-organik.
“KAI Daop 6 Yogyakarta
mengajak para pelanggan dan masyarakat untuk turut mendukung gerakan
keberlanjutan yang telah dicanangkan oleh KAI salah satunya dimulai dari
kebiasaan kecil saat menggunakan transportasi KA. KAI Daop 6 Yogyakarta secara
bertahap dan berkesinambungan terus menunjukkan komitmennya pada implementasi
ESG (Enviromental, Social, Governance),” tutup Feni.
0 Komentar