SOLO -
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus meneguhkan komitmennya dalam
membentuk karakter dan kepemimpinan mahasiswa sebagai bagian dari upaya
membangun bangsa. Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 2025 ini menjadi
momentum bagi UMS untuk mendorong semangat kolaboratif dan kontribusi nyata
mahasiswa, tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga melalui penguatan
peran organisasi kemahasiswaan.
Kepala Biro Kemahasiswaan
UMS, Ahmad Kholid Al Ghofari, S.T., M.T., menjelaskan bahwa semangat Hari
Kebangkitan Nasional erat kaitannya dengan peran pemuda yang pada masa lalu
menjadi pelopor perjuangan kemerdekaan, seperti yang ditunjukkan oleh pendiri
Budi Utomo. Menurutnya, pemuda dan mahasiswa memiliki tiga kekuatan penting,
yakni energi yang besar, intelektualitas tinggi, dan idealisme yang murni.
“Mahasiswa itu kan masih
muda, berenergi, punya kapasitas intelektual, dan idealismenya masih kuat. Tiga
hal ini yang jadi kekuatan luar biasa untuk membangun bangsa,” ujarnya, Selasa
(20/5/2025).
UMS yang memiliki 96
organisasi mahasiswa (ormawa) dan berbagai studi klub, lanjutnya, menjadi ruang
aktualisasi mahasiswa untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Organisasi
menjadi wadah penting agar mahasiswa bisa menyalurkan potensi, baik di bidang
akademik, seni, olahraga, maupun kepemimpinan.
“Melalui ormawa, potensi
mereka bisa diekspresikan dan diterjemahkan dalam bentuk prestasi,” tambahnya.
Biro Kemahasiswaan UMS
juga aktif membina dan memfasilitasi organisasi mahasiswa melalui berbagai
program strategis. Salah satunya adalah forum Baitul Arqam, yang mempertemukan
seluruh pengurus ormawa untuk menyamakan visi dan misi. Dalam forum tersebut,
mahasiswa diberikan buku pedoman kegiatan kemahasiswaan agar arah geraknya
selaras dengan visi universitas menjadi leader market pada 2029.
Di era digital, UMS juga
telah mengembangkan sistem daring bernama Sistem Informasi Organisasi
Kemahasiswaan (SIMormawa) untuk memudahkan proses administrasi kegiatan
kemahasiswaan. Sistem ini memungkinkan organisasi mahasiswa mengunggah rencana
kegiatan dan mengakses berbagai bentuk fasilitasi dari universitas secara
efisien.
Kholid menambahkan bahwa
UMS juga menyediakan beasiswa khusus bagi mahasiswa yang aktif di organisasi.
Beasiswa tersebut berbeda dari beasiswa akademik karena lebih menitikberatkan
pada kontribusi dalam organisasi dan capaian non-akademik.
“Mereka yang aktif dan
punya prestasi di organisasi juga kita support, termasuk saat mereka mengikuti
lomba di luar kampus,” katanya.
Lebih dari sekadar
akademik, pengembangan soft skill juga menjadi perhatian utama UMS. Menurut
Kholid, kebutuhan dunia kerja kini tidak hanya soal IPK, tetapi juga
kepemimpinan, komunikasi, dan kerja tim.
“Organisasi adalah
miniatur dunia nyata. Mahasiswa belajar langsung bagaimana mengelola tim,
memimpin kegiatan, dan menyelesaikan masalah,” ungkap dosen UMS itu.
Untuk itu, UMS telah
menanamkan pentingnya soft skill sejak awal masa kuliah melalui mata kuliah
Life Skill. Mahasiswa dibekali kemampuan praktis yang relevan dengan kebutuhan
masa depan.
“Sejak mahasiswa baru,
mereka sudah kami sampaikan bahwa keunggulan lulusan UMS ada pada nilai tambah
di luar akademik, yakni soft skill,” terang Kabiro Kemahasiswaan itu.
Terakhir, Kholid berharap
mahasiswa UMS mampu menjadi agen perubahan dan pemimpin masa depan bangsa. Di
momen Hari Kebangkitan Nasional ini, Ia mengajak untuk meneguhkan kembali
komitmen UMS untuk mencetak lulusan yang unggul secara akademik dan
kepemimpinan.
Kami ingin mereka tidak
hanya sukses saat kuliah, tetapi juga memberi kontribusi nyata saat terjun ke
masyarakat,” pungkasnya.
0 Komentar