Ticker

6/recent/ticker-posts

Mahasiswa Asing UMS Rasakan Kekayaan Budaya Jawa dalam Program Imersi di Klaten

UMS menggelar program Language and Cultural Immersion bagi mahasiswa internasional penerima beasiswa IPS di Kecamatan Bayat, Klaten. Foto: Ist. 

KLATEN – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menyelenggarakan program Language and Cultural Immersion bagi mahasiswa internasional penerima beasiswa International Priority Scholarship (IPS). Penyerahan kembali peserta dilakukan pada Jumat (29/8/2025) di Aula SMP Muhammadiyah 7 Bayat, Klaten, Jawa Tengah setelah mereka mengikuti rangkaian kegiatan selama empat hari di Kecamatan Bayat, Klaten.

Program ini terselenggara atas kerja sama Lembaga Pengembangan Mata Kuliah dan Layanan Bahasa (LPMB) UMS, Direktorat Reputasi, Kemitraan, dan Urusan Internasional (DRKUI) UMS, serta Dikdasmen dan PNF PCM Bayat. Para mahasiswa asing berasal dari berbagai negara, antara lain Uganda, Mesir, Suriah, Somalia, Mozambik, Ethiopia, Sudan, Pakistan, Lebanon, hingga Palestina.

Selama empat hari, 26–29 Agustus 2025, para peserta tinggal bersama keluarga Muhammadiyah di Bayat. Mereka berkesempatan belajar bahasa melalui percakapan sehari-hari, mendalami budaya lokal, hingga ikut serta dalam kegiatan masyarakat seperti membatik, memainkan gamelan, dan mengikuti aktivitas kesenian tradisional.

Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Lembaga Pengembangan Mata Kuliah dan Layanan Bahasa (LPMKLB) UMS, Yanuar Ihtiyarso, S.S., M.Ikom., menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya program ini. Menurutnya, immersion memberikan pengalaman otentik bagi mahasiswa asing dalam mempelajari bahasa dan budaya.

“Kalau dulu kita menyebutnya cultural visit, sekarang kita gunakan istilah immersion program. Tujuannya agar mahasiswa dari luar negeri yang dititipkan ke UMS tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga merasakan hidup bersama masyarakat, mengenal budaya, dan berinteraksi langsung,” ungkapnya.

Yanuar menambahkan, kesan positif yang disampaikan peserta menunjukkan bahwa program ini berhasil meningkatkan kemampuan BIPA. Bahkan, sebagian mahasiswa mulai belajar bahasa Jawa dasar selama tinggal di Bayat.

Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah Muhammadiyah (K3SM) Bayat, Haryono, S.Pd., mengungkapkan rasa bangganya bisa menjadi mitra UMS dalam mendampingi mahasiswa internasional.

“Alhamdulillah anak-anak ini semangat. Mereka ikut membatik, memainkan gamelan, dan belajar langsung dari masyarakat. Kami berharap setelah pulang ke negara masing-masing, mereka bisa menceritakan pengalaman baik selama di Indonesia, khususnya di Bayat,” ujarnya.

Haryono juga berpesan agar mahasiswa internasional terus belajar dengan sungguh-sungguh di UMS. “Ceritalah yang positif tentang Indonesia. Sampaikan bahwa di Bayat ada batik, ada gamelan, dan ada pengalaman indah bersama masyarakat,” tambahnya.

Salah satu mahasiswa internasional, Percia Argentina Uamusse dari Mozambik, Afrika menyampaikan kesannya bahwa tinggal bersama keluarga angkat di Bayat menjadi pengalaman berharga. 

“Selain memperdalam bahasa Indonesia, mereka merasa diterima dengan hangat oleh masyarakat,” pungkas mahasiswa S1 Teknik Sipil UMS itu. 


Posting Komentar

0 Komentar