
SOLO – Dalam rangka memperingati World Physiotherapy Day 2025, mahasiswa Profesi Fisioterapis Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang sedang menjalani stase komunitas di Puskesmas Mojolaban menggelar kegiatan bertema “Menua dengan Sehat, Cegah Risiko Jatuh”. Kegiatan ini melibatkan kelompok Prolanis lansia Mojolaban dan berlangsung di Puskesmas Pembantu Jatimalang.
Sebelumnya, Ketua Kelompok 7 tim mahasiswa Profesi Fisioterapis UMS Angkatan X, Muhammad Isa Hanafi, S.Kes., menyebut risiko jatuh pada lansia merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup besar di Indonesia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2021 mencatat bahwa sekitar 30 persen lansia berusia di atas 65 tahun pernah mengalami jatuh setidaknya sekali dalam setahun, dan jatuh merupakan penyebab utama cedera yang dapat mengurangi kemandirian mereka.
“Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 juga menunjukkan bahwa angka jatuh pada kelompok lansia cukup tinggi, terutama di daerah pedesaan yang memiliki faktor lingkungan tidak ramah lansia, pencahayaan rumah yang kurang memadai, hingga akses pelayanan kesehatan yang terbatas,” terang Isa, Minggu (14/9/2025).
Jatuh pada lansia bukan hanya menimbulkan masalah fisik seperti patah tulang atau cedera kepala, tetapi juga berakibat pada kondisi psikologis, seperti rasa takut untuk bergerak yang menyebabkan semakin memperburuk penurunan kemandirian.
Ketua Kelompok itu mengungkapkan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Tim Fisioterapis UMS diawali dengan senam bersama, dilanjutkan dengan skrining risiko jatuh menggunakan dua metode, yaitu Timed Up and Go (TUG) Test dan Five Times Sit to Stand Test (FTSST).
“Data hasil pemeriksaan kemudian diinput ke sistem resmi Rumah Sakit Ortopedi Surakarta melalui laman kenarijatuh.rso.go.id dan simbahkuat.rso.go.id, sehingga dapat mendukung basis data nasional terkait risiko jatuh pada lansia,” ungkap Isa.
Selain pemeriksaan, lanjutnya, peserta juga mendapatkan edukasi mengenai faktor risiko jatuh serta praktik latihan sederhana untuk menjaga keseimbangan dan kekuatan otot kaki.
“Kegiatan ini adalah bentuk kontribusi kami dalam meningkatkan kesadaran lansia akan pentingnya pencegahan risiko jatuh. Semoga menjadi langkah awal untuk program berkelanjutan di masyarakat,” tegas Ketua Kelompok mahasiswa Profesi Fisioterapis UMS Angkatan X itu.
Dengan semangat “Bersama Fisioterapis, hidup lansia tetap sehat dan mandiri” tambahnya, kegiatan serupa diharapkan dapat terus digalakkan di berbagai wilayah.
Penanggung jawab Prolanis Puskesmas Mojolaban, Ika Sulistya, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut.
“Harapannya, para lansia semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah risiko jatuh. Dengan dukungan Fisioterapis, kami percaya lansia Mojolaban dapat tetap sehat dan mandiri,” ujarnya.
Salah satu peserta acara, Sumarni (67), juga mengaku senang dapat mengikuti kegiatan ini.
“Selain dapat ilmu baru, saya jadi lebih semangat berolahraga. Tes yang dilakukan membuat saya tahu kondisi diri sendiri. Harapan saya kegiatan ini sering diadakan supaya lansia lebih percaya diri menjaga kesehatan,” ucapnya.
Melalui kegiatan yang digelar pada Senin (3/9), mahasiswa Profesi Fisioterapis UMS semakin menegaskan perannya dalam upaya preventif kesehatan komunitas, khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup lansia.
0 Komentar