Ticker

6/recent/ticker-posts

Menjaga Tradisi Aklamasi, Golkar Jateng Komitmen Perkuat Soliditas Internal

Ketua DPD Partai Golkar Kota Solo, Sekar Tandjung terpilih kembali sebagai ketua secara aklamasi dalam Musda XI Partai Golkar Kota Solo, Minggu (14/9/2025). Foto: Indospektrum.id

SOLO - Ketua DPD I Partai Golkar Jawa Tengah Mohammad Saleh ST, MEn menegaskan pentingnya menjaga tradisi aklamasi di setiap Musda Partai Golkar di tingkat kabupaten atau kota. Aklamasi  merupakan langkah strategis menjaga soliditas internal partai.

“Ini satu tradisi yang terus kita kembangkan. Semua aklamasi, tidak ada voting. Karena kami punya pengalaman bahwa voting itu pasti meninggalkan residu,” kata Mohammad Saleh dalam arahannya di acara Musyawarah Daerah (Musda) XI Partai Golkar Kota Solo, Minggu (14/9/2025).

Arahan di antaranya dilaksanakan dalam Musda XI Partai Golkar Kota Solo, dimana Ketua DPD Partai Golkar Kota Solo, Sekar Tandjung terpilih kembali sebagai ketua secara aklamasi.

Saleh membeberkan, Musda Golkar di berbagai daerah telah memasuki gelombang ke-12 dan seluruhnya berlangsung aklamasi tanpa voting. Keputusan tersebut merupakan langkah strategis untuk menjaga soliditas internal partai.

“Ini satu tradisi yang terus kita kembangkan. Semua aklamasi, tidak ada voting. Karena kami punya pengalaman bahwa voting itu pasti meninggalkan residu,” tegas Saleh.

Dicontohkannya, dalam Musda kabupaten atau kota yang digelar sebelumnya, selisih suara yang tipis dalam voting justru menimbulkan masalah baru. Bahkan, ada kader yang memilih diam, pasif, atau pindah partai setelah kalah tipis dalam pemilihan. Kondisi tersebut berpotensi menggerus kekuatan politik Golkar menghadapi pemilu 2029.

“Kalau pemilihnya hanya 21 atau 22 orang, selisihnya sedikit saja sudah pasti yang kalah itu bisa berpengaruh pada perolehan kursi Golkar lima tahun ke depan,” jelasnya.

Oleh karena itu, dirinya mendorong agar setiap DPD II membuka ruang diskusi seluas-luasnya untuk mencapai aklamasi. Dia menekankan tidak semua kader harus jadi ketua. Namun harus berbagi peran dan saling menerima. Sebab kepemimpinan partai tidak hanya bergantung pada posisi ketua semata.

“Ada posisi sekretaris, bendahara, dan pembagian dapil yang harus diatur supaya tidak tabrakan di DPRD. Jadi yang penting solid, saling menerima, dan bekerja sama,” terangnya. 

Dengan aklamasi, lanjutnya, Partai Golkar bisa menjaga kekompakan organisasi, menghindari konflik internal, serta memaksimalkan konsolidasi dalam upaya meraih suara sebanyak-banyaknya di Pemilu 2029. 

Posting Komentar

0 Komentar