Ticker

6/recent/ticker-posts

Ahmad Luthfi Tegaskan Jawa Tengah Tetap Jadi Magnet Investasi dan Ekspor di Tengah Gejolak Global

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menghadiri seminar bertema “Tantangan dan Peluang Ekspor Pascakebijakan Trump” di Semarang, Senin, 20 Oktober 2025. Foto: Ist. 

SEMARANG - Gubernur Ahmad Luthfi menegaskan Provinsi Jawa Tengah tetap menjadi magnet investasi dan ekspor, di tengah ketidakpastian global pascakebijakan perdagangan era Trump.

Meski dunia menghadapi pandemi, perang, dan dinamika geopolitik, Jawa Tengah justru mampu menjaga stabilitas ekonomi dan sosial.

“Selama ini tidak ada konflik komunal atau gangguan keamanan di Jawa Tengah. Iklim masyarakat kita adem, ayem, dan nyaman. Investasi di sini aman,” ujar Ahmad Luthfi dalam seminar bertema “Tantangan dan Peluang Ekspor Pascakebijakan Trump” di Semarang, Senin, 20 Oktober 2025.

Ahmad Luthfi menekankan, pemerintah provinsi terus memperkuat iklim investasi, salah satunya dengan mempercepat perizinan.

“Baik PMA maupun PMDN, semua prosesnya cepat, transparan, dan gratis. Tidak ada lagi urusan bawah meja,” tegasnya.

Ia juga menyebut tenaga kerja di Jawa Tengah sangat kompetitif, sementara pemerintah daerah fokus mendorong industri padat karya untuk menekan pengangguran.

Menurutnya, pandemi Covid-19 dan berbagai krisis global seperti perang Ukraina–Rusia hingga konflik Timur Tengah memang mengguncang ekonomi dunia, namun Jawa Tengah mampu bertahan berkat semangat kebersamaan dan kesiapan menghadapi perubahan.

“Kita keluar dari krisis karena modal sosial yang kuat. Kini saatnya bangkit lebih cepat,” katanya.

Gubernur mengungkapkan, kebijakan perdagangan era Trump justru membawa dampak positif bagi ekonomi daerah. Sebab, sampai dengan hari ini, investor dari berbagai negara justru berbondong-bondong ke Jawa Tengah.

Amerika Serikat tercatat menjadi pasar utama ekspor Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 47,9 persen dari total ekspor, disusul Uni Eropa (11,2%), Jepang (8,1%), ASEAN (6,4%), dan Tiongkok (4,2%).

Nilai ekspor Jateng sepanjang Januari-Agustus 2025 mencapai US$ 7,95 miliar, naik 10 persen dibanding tahun lalu, dengan surplus perdagangan mencapai US$ 2,19 miliar.

Produk unggulan seperti sarang burung walet, kulit kambing, ikan, udang, rajungan, dan olahan kayu menjadi primadona di pasar Amerika dan Uni Eropa.

Dalam sambutannya, Gubernur menyebut ekspor dan investasi menyumbang sekitar 85 persen dari penggerak ekonomi daerah.

“APBD hanya berkontribusi 15 persen. Sisanya, kekuatan ekonomi ada di tangan para pelaku usaha dan investor” tuturnya.

Ia juga menyoroti pengembangan kawasan industri seperti KITB Batang, Kawasan Industri Kendal, dan sejumlah kawasan lainnya yang mampu menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.

“Kami juga mendorong konektivitas antarwilayah seperti Soloraya, Semarang Raya, Pati Raya, hingga Banyumas Raya untuk pemerataan ekonomi,” jelasnya.

Terkait tren global ekonomi hijau, Gubernur memperkenalkan program Rengganis Pintar (Revitalisasi Green Industry untuk Peningkatan Ekspor Jawa Tengah) sebagai langkah nyata mendorong industri berkelanjutan.

“Uni Eropa dan negara lain tertarik karena kita sudah mulai menerapkan ekonomi hijau. Ini peluang besar yang harus kita tangkap,” ujarnya optimistis.

Ahmad Luthfi berharap seluruh pelaku usaha di Jawa Tengah memanfaatkan momentum ini, untuk meningkatkan ekspor dan memperkuat daya saing global.

“Tugas saya itu seperti manajer marketing, tukang jualan Jawa Tengah. Saya ingin dunia tahu bahwa Jawa Tengah siap bersaing,” katanya disambut tepuk tangan peserta.

Acara tersebut turut dihadiri di antaranya, Bupati Klaten Hamenang Wajar Ismoyo, Wakil Bupati Rembang HM Hanies Cholil Barro’, Ketua GPEI Ade Siti Muksodah, Ketua Kadin Jawa Tengah Harry Nuryanto Soediro, jajaran kepala OPD, pelaku industri, sponsor perbankan, serta perwakilan buyer internasional.

 

Posting Komentar

0 Komentar