Ticker

6/recent/ticker-posts

Perkuat Jejaring Global, PTMA Jalin Kolaborasi Strategis dengan Universiti Teknologi PETRONAS Malaysia

PTMA menggelar “Discussion for the Collaboration between PTMA” and Universiti Teknologi PETRONAS (UTP) Malaysia di kampus UMS, Senin (20/10/2025). Foto: Ist. 

SOLO – Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) menggelar “Discussion for the Collaboration between PTMA” and Universiti Teknologi PETRONAS (UTP) Malaysia yang berlangsung di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Senin (20/10/2025). Pertemuan menjadi momentum penting dalam memperkuat jejaring internasional PTMA menuju pendidikan yang berdampak (impactful education).

Kegiatan ini dihadiri oleh Bendahara Umum Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Andy Dwi Bayu Bawono, S.E., M.Si., Ph.D., Ketua Asosiasi Kantor Urusan Internasional PTMA (ASKUI) Condro Nur Alin, Ph.D., serta perwakilan dari Universiti Teknologi Petronas (UTP) yang dipimpin oleh Prof. Ir. Hilmi bin Mukhtar, Vice President (Partnership & Ecosystem Building) UTP. Hadir pula jajaran pimpinan UMS, di antaranya Prof. Supriyono, S.T., M.T., Ph.D., Wakil Rektor V UMS.

Dalam sambutannya, Andy Bayu Bawono menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya forum kolaboratif ini. 

“Alhamdulillah, kepada Allah Yang Maha Kuasa, kita dapat berkumpul bersama untuk menyaksikan dan membahas peluang kolaborasi antara PTMA dan UTP. Semoga kegiatan ini membawa keberkahan dan manfaat yang luas,” ujarnya.

Andy menuturkan, internasionalisasi kini menjadi tuntutan strategis bagi perguruan tinggi Muhammadiyah yang telah meraih akreditasi Unggul. 

“Saat ini sudah ada 20 PTMA yang berstatus Unggul. Kampus yang Unggul mau tidak mau harus memiliki visi internasional. Salah satunya melalui kerja sama dengan universitas luar negeri seperti UTP,” ungkapnya.

Menurutnya, UTP merupakan universitas dengan kekuatan riset dan hilirisasi industri yang bisa menjadi mitra ideal bagi PTMA. 

“UTP banyak melakukan inovasi dalam bidang impactful education dan industrial linkage. Kita dapat belajar dari sana untuk menciptakan pendidikan yang benar-benar berdampak, tidak hanya menghasilkan lulusan, tapi juga solusi untuk masyarakat,” jelas Andy.

Ia menambahkan, Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah terus mendorong perguruan tinggi untuk memperluas jejaring internasional.

“Kolaborasi ini menjadi bagian penting dari visi besar Muhammadiyah dalam membangun pendidikan global yang berkemajuan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua ASKUI PTMA, Condro Nur Alin, Ph.D., menyampaikan apresiasi atas kehadiran delegasi UTP di UMS. 

“Hari ini merupakan kesempatan berharga bagi kita semua. Dari 163 PTMA di Indonesia, 102 telah memiliki Kantor Urusan Internasional dan tergabung dalam ASKUI. Melalui forum ini, kita berharap kerja sama dapat menjangkau seluruh jaringan PTMA,” jelasnya.

Condro juga menegaskan bahwa kerja sama dengan UTP bukan hanya sebatas seremonial, melainkan akan berlanjut ke proyek nyata seperti riset bersama, matching grant, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta pengembangan kapasitas akademik. 

“Walaupun yang hadir hari ini 20 universitas, hasilnya akan berdampak pada 163 PTMA di seluruh Indonesia,” imbuhnya.

Delegasi UTP yang dipimpin oleh Prof. Hilmi bin Mukhtar memaparkan arah pengembangan dan restrukturisasi universitas tersebut sejak Mei 2025. 

“UTP kini memiliki visi baru yaitu to become the forefront of technology education, research, and enabling technology vision,” jelasnya.

Hilmi menjelaskan bahwa misi baru UTP berfokus pada tiga hal utama, yakni pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning), kepemimpinan melalui inovasi, dan pemanfaatan riset berbasis teknologi yang memberi dampak pada masyarakat. 

“Kami ingin memastikan riset dan pembelajaran yang dilakukan benar-benar memberikan manfaat sosial yang nyata,” ujarnya.

Selain restrukturisasi organisasi, UTP kini menitikberatkan penelitian pada tiga area utama yaitu energi, perubahan iklim (climate change), dan kehidupan berkelanjutan (sustainable living).

“Ketiga fokus ini sangat relevan untuk kolaborasi dengan PTMA, khususnya dalam bidang keberlanjutan dan teknologi tepat guna,” tambah Hilmi.

Sejak penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UTP dan Muhammadiyah pada 2018, kerja sama telah melahirkan berbagai program mobilitas mahasiswa, riset kolaboratif, dan pengembangan talenta. 

“Kami telah bekerja sama dengan enam universitas Muhammadiyah, dengan total 180 mahasiswa mengikuti program mobilitas, serta 47 proyek pengembangan talenta,” paparnya.

Kerja sama tersebut kemudian diperbarui melalui pembaruan MoU pada 2023 yang mencakup seluruh 163 perguruan tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. 

“Ini adalah langkah besar, karena berarti setiap PTMA memiliki akses untuk berkolaborasi langsung dengan UTP,” jelasnya.

Di akhir sesi, para delegasi sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan ini melalui penyusunan action plan bersama dalam bidang riset, pendidikan, dan pengabdian masyarakat.

“Semoga kolaborasi ini tidak hanya memperkuat reputasi internasional PTMA, tetapi juga melahirkan inovasi yang berdampak bagi masyarakat luas,” tutup Hilmi.

Pertemuan ini menjadi bagian dari rangkaian agenda ASKUI yang diselenggarakan di UMS hingga Kamis mendatang. 

Posting Komentar

0 Komentar