SOLO – Kajian Tafsir Online Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali melanjutkan kajiannya dengan membahas Surat Al-Mursalat ayat 25 hingga akhir sebagai lanjutan dari kajian sebelumnya. Kajian yang disampaikan oleh Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I, M.Th, mengajak jamaah untuk merenungi kebesaran Allah SWT dalam penciptaan bumi, serta peringatan bagi manusia yang lalai terhadap tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Pada pembahasan ayat 25 - 28, Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I, M.Th., menjelaskan bahwa Allah menjadikan bumi sebagai tempat berkumpul seluruh makhluk hidup, baik yang masih bernyawa maupun yang telah meninggal dunia.
“Kata kifatan dalam ayat ini menunjukkan bahwa bumi mampu menampung semuanya, baik alam dunia maupun alam barzakh. Tempatnya sama, tetapi dimensinya berbeda,” ujarnya. Kamis, (16/10/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa ayat ini juga mengandung isyarat ilmiah yang menunjukkan kesempurnaan ciptaan Allah. Dalam firman رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ (gunung-gunung yang tinggi) dan وَأَسْقَيْنَاكُم مَّاءً فُرَاتًا (air tawar yang Allah berikan), tersirat keseimbangan ekosistem yang diciptakan oleh Allah SWT.
“Gunung dan air itu bukan kebetulan. Itu bagian dari sunnatullah sistem alam yang Allah tetapkan untuk menjaga kehidupan. Maka celakalah mereka yang merusak tatanan itu,” tutur Roin dengan tegas.
Pada ayat 29 - 34, beliau menggambarkan kedahsyatan neraka sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an.
“Percikan api neraka lebih tinggi daripada gedung-gedung pencakar langit di dunia. Jika manusia saja takut pada panas api kecil, bagaimana dengan panas neraka yang menyembur seperti bunga api besar?” ujarnya mengingatkan.
Gambaran tersebut menjadi peringatan agar manusia tidak terbuai dengan kemegahan dunia dan lupa akan akhirat.
Memasuki ayat 35 - 37, dijelaskan bahwa di hari kiamat nanti tidak ada lagi ruang untuk berdebat atau mencari alasan. Mulut manusia dikunci, sementara anggota tubuh akan menjadi saksi atas setiap amal.
“Hari itu adalah saat kebenaran terbuka sepenuhnya. Yang berbicara bukan lagi kata-kata, tapi bukti amal yang nyata,” jelasnya.
Dalam ayat 38 - 39, hari kiamat disebut sebagai Yaum al-Fashl (Hari Keputusan). Semua manusia akan dikumpulkan tanpa daya, kecuali pertolongan dari Allah SWT.
“Kita ini makhluk yang lemah. Tanpa pertolongan Allah, kita tidak bisa apa-apa. Karena itu, jangan sombong dengan jabatan, ilmu, atau kekuasaan yang hanya sementara,” pesan Roin.
Pada ayat 40 hingga akhir, Ustadz Ainur Roin menerangkan bahwa orang-orang bertakwa akan mendapat kenikmatan surga, berada dalam naungan yang teduh dengan mata air yang mengalir. Sebaliknya, mereka yang mencari surga dunia akan menuai penyesalan.
Sementara di ayat terakhir, disebutkan tentang kaum mujrim (pelaku kejahatan) dan orang-orang yang lalai menunaikan salat. Allah akan melakukan hisab dengan sangat teliti, terutama terhadap amalan salat yang menjadi ukuran utama iman seseorang.
Kajian ditutup dengan ajakan agar umat Islam menjadikan alam sebagai tanda kebesaran Allah, bukan sekadar objek studi ilmiah.
“Bumi, air, dan langit bukan hanya fenomena fisik, tetapi ayat-ayat Tuhan yang seharusnya membuat kita tunduk dan bersyukur,” pungkasnya.

0 Komentar