Grand Opening 105 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makan Bergizi Muhammadiyah (MBM) saat upacara milad ke-67 UMS, (24/10/2025). Foto: Ist.
SOLO - Pelaksanaan upacara milad ke-67 Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tidak hanya sebatas kegiatan seremonial. Dalam kesempatan ini, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur umum yang dikoordinasikan oleh Koordinator Nasional (Kornas) resmi dibuka pada Jumat (24/10/2025).
Kornas bertugas untuk menyusun strategi dalam mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah. Melalui kerja sama pemerintah dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, UMS diamanahkan berpartisipasi dalam menjalankan pengelolaan program tersebut.
Sebagai organisasi keislaman terbesar di Indonesia, Muhammadiyah berupaya mendukung pembangunan berkelanjutan pemerintah melalui Makan Bergizi Muhammadiyah (MBM).
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, menjelaskan prinsip pelaksanaan MBM merupakan bentuk perwujudan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Quran surah Al-Maun.
“Jadi Al-maun kita terus praktikan, karena bangsa ini yang kita ikut bangun dan memerdekaan bersama, itu memerlukan tangan-tangan berbagi dari seluruh kekuatan bangsa dan muhammadiyah menjadi yang terdepan,” jelas Haedar.
Hal ini sejalan dengan tujuan Muhammadiyah sebagai organisasi yang hendak berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Muhammadiyah menurut Haedar, berupaya terus berperan aktif dalam pembangunan nasional Indonesia.
Dalam sambutan upacara Milad ke-67 UMS, Prof. Hilman Latief, M.A., Ph.D., selaku Penanggung Jawab Kornas MBM PP Muhammadiyah menyampaikan arah pengembangan program ke depannya. Ia memaparkan terdapat beberapa model yang akan dikembangkan Muhammadiyah, yaitu SPPG model sekolah, SPPG model pesantren, SPPG model panti asuhan, SPPG model kampus, dan SPPG model umum.
Pada tahun 2025, Muhammadiyah telah menjalankan 125 SPPG dan 150 dalam proses pembangunan yang tersebar di 17 provinsi dan 97 kabupaten di Indonesia. MBM tidak hanya sebatas pemenuhan nutrisi bagi para pelajar, santri, dan ibu hamil, tetapi juga sebagai misi mengemban dakwah Muhammadiyah dan upaya memberdayakan masyarakat sekitar.
Hilman menuturkan bahwa mulai November 2025, Kornas MBM akan berfokus pada ekosistem yang terstruktur dan sistematis dalam mendukung SPPG ini. Oleh karena itu, ia berharap adanya sinergi antara perguruan tinggi maupun majelis dan lembaga terkait pengelolaan MBM.
“Bersinergi mempersiapkan ekosistem, layanan maupun penyediaan komoditas bagi kita semua agar proses pelayanan dari MBM ini bisa lancar dan membangun atau memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat maupun persyarikatan,” pesan Hilman.
Sampai saat ini, Hilman melaporkan MBM telah terdistribusi kepada masyarakat dan tidak adanya kendala di dalam pengelolaan SPPG ini. “Syukurlah kami laporkan sampai sejauh ini dari lebih 100 ribu setiap harinya kami melayani siswa,” ungkapnya.
Selaras dengan Hilman tentang pemberdayaan masyarakat, Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, M. Pd., sebagai penanggung jawab program MBM di UMS, menyatakan keunggulan pada program ini adalah keterlibatan masyarakat sekitar dalam operasionalnya. “Ini juga melibatkan orang-orang di sekitar sini kan, relawannya dan menyerap tenaga kerja, terus juga meningkatkan anak-anak menjadi bergizi gitu ya,” ujarnya.
Selain itu, keunggulan lain dari SPPG yang dikelola UMS terdapat pada keterlibatan pengawasan ketat oleh akademisi UMS. Berbagai pengecekan dilakukan demi menjaga keamanan pangan yang disediakan, berbagai sivitas akademika UMS turut serta dalam pelaksanaannya.
“Dosen Ilmu Gizi kita undang, program studi Akuntansi juga, kemudian ada dosen Teknik Kimia yang mau ikut meneliti kira-kira dagingnya nanti jadi masalah atau tidak,” tutur bambang menjelaskan peran akademisi UMS dalam mengawasi keberjalanan MBM.
Dari sisi bangungan, kesehatan, dan sanitasi air, telah dilakukan pengecekan secara bertahap dan mendapatkan hasil bahwa dapur telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Bersama PP Muhammadiyah, UMS terus berkomitmen dalam memberdayakan akademisi dan bertanggung jawab dalam memastikan kualitas program.
“MBM bisa berjalan dengan baik, lancar dan tentu berkah. Kami insyaallah akan menjalankan komitmen dengan sesuai dengan anggaran yang disiapkan,” harap Bambang.

0 Komentar