SOLO - Komitmen mengembangkan kurikulum berbasis terapan terus diupayakan oleh Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Teranyar, fakultas ini menerima kunjungan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Faculty of Spatial Development and Infrastructure Systems, Cologne University of Applied Sciences (Technische Hochschule Köln/TH Köln), Jerman.
Acara dihadiri jajaran civitas akademika Fakultas Geografi UMS, Professor Johannes Hamhaber dan Günther Straub dari TH Köln, Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron dari Fakultas Geografi UGM, dan organisasi nirlaba Kota Kita.
Wakil Dekan II Fakultas Geografi UMS Dr. Aditya Saputra, S.Si., M.Sc., menjelaskan kunjungan membahas rencana kolaborasi kurikulum terapan bernama Erasmus Plus. Tujuan kurikulum ini adalah merekonstruksi tata cara pembelajaran di perguruan tinggi berbasis real lab.
“Kata kuncinya adalah real lab atau living laboratory yang berbasis pada masalah nyata di masyarakat,” ujar Aditya, Jumat (28/11/2025).
Aditya menjelaskan, tahap lanjutan dari kunjungan tersebut adalah penyusunan proposal kurikulum. Fakultas Geografi UMS, kata dia, berkomitmen mendukung secara kontinu proposal tersebut. Ia berharap proposal kolaborasi tersebut dapat lolos pendanaan dan memberikan dampak bagi sistem pembelajaran di Fakultas Geografi UMS.
“Saya sampaikan bahwa kita kontinu support kan ya dan harapannya bisa terdanai. Dan nanti bisa menjadi input-an dalam perubahan kurikulum di siklus selanjutnya,” imbuh Aditya.
Terpisah, peneliti TH Köln, Günther Straub, menjelaskan Erasmus Plus bertujuan untuk meningkatkan pendidikan dan pelajaran di universitas. Erasmus Plus mengembangkan kurikulum berbasis sains transformatif.
“Artinya, universitas akan lebih terbuka dengan dunia luar dan menciptakan pengetahuan berdasarkan persoalan yang nyata,” ujarnya.
Günther mendorong peningkatan kapasitas bagi dosen guna mendukung pengembangan pembelajaran yang berkualitas. Implementasinya dilakukan dengan mempelajari persoalan yang terjadi di lingkungan sekitar.
“Kita akan belajar bahwa pembelajaran dan masyarakat saling bergantungan satu sama lain,” imbuh Günther.
Kurikulum Erasmus Plus juga dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan organisasi nirlaba yang menjadi rekanan proyek ini. Namun, terkait kerja sama ini, Günther mengatakan perlu pembicaraan lebih lanjut. “Perlu didiskusikan lebih lanjut dengan universitas,” tutur dia.
Diketahui TH Köln adalah kampus yang berdiri sejak 1971 dan telah memiliki jejaring dengan 350 kampus di seluruh dunia. Kampus ini memiliki 21.500 mahasiswa dan 440 profesor.
Peneliti TH Köln, Professor Johannes Hamhaber, menjelaskan Faculty of Spatial Development and Infrastructure Systems didirikan pada 2019. Fakultas ini memiliki sejumlah program studi jenjang magister, seperti Renewable Energy Management, International Water Resources Management, hingga Natural Resources Management and Development.
Johannes mengatakan Fakultas ini bertujuan untuk menghadirkan pengajaran mengenai teknologi terapan. “Untuk merancang strategi pengembangan spasial dan konsep aksi serta mendampingi implementasinya,” ujar dia.
Kampus ini telah menjalin kerja sama internasional dengan berbagai perguruan tinggi di kawasan Asia Tenggara. Dua di antaranya Fakultas Geografi UGM dan Fakultas Geografi UMS.
Wakil Dekan Fakultas Geografi UGM Dr. Dyah Rahmawati Hizbaron menyebut Fakultas Geografi UMS sebagai tetangga yang potensial untuk berkolaborasi dalam Erasmus Plus. Dosen yang akrab disapa Emma ini menyebut Fakultas Geografi UGM telah menjalin kerja sama dengan TH Köln selama lebih dari 2 tahun.
“Kami tidak hanya menjalin kerja sama dengan pihak luar tapi juga mengajak kampus lokal untuk ikut terlibat dalam kerja sama global,” ujar Emma.

0 Komentar