SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan apresiasi dari Lembaga Pemberdayaan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah atas kontribusinya dalam penguatan cabang dan ranting di berbagai wilayah.
Apresiasi ini disampaikan dalam forum tahunan LPCR yang digelar di Universitas Muhammasiyah (UM) Samarinda, Banjarmasin, Dodi Afianto, S.Ag., M.Pd.I., mewakili UMS dalam penyerahan penghargaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) peduli cabang ranting.
Acara ini diikuti oleh perwakilan perguruan tinggi serta unsur LPCR wilayah dari seluruh Indonesia. Sebelum forum berlangsung, setiap perguruan tinggi diminta mengisi kuesioner berisi data jumlah dampingan, tema program, hingga bentuk kontribusi yang disampaikan ke LPCR PP Muhammadiyah.
Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si., Kepala Bidang Pengembangan Persyarikatan Lembaga Pengembangan Persyarikatan, Pengkaderan dan Alumni (LP3A) UMS, menjelaskan bahwa UMS mengisi kuesioner dengan data lengkap sesuai permintaan panitia pusat.
“Ini kegiatan rutin dari LPCR Pusat. Kami diminta mengisi data tentang pendampingan UMS terhadap cabang dan ranting, jumlah titiknya, juga aktivitasnya. Setelah itu kami diundang untuk mengikuti forum nasional,” ungkapnya, Senin (17/11/2025).
Ia tidak hadir langsung ke Samarinda karena ada agenda lain, namun UMS tetap terwakili oleh Prof. Dr. apt. Muhammad Da’i, M.Si., selaku Wakil Rektor II UMS, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua 1 LPCR Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, sehingga laporan UMS tetap tersampaikan secara utuh.
Dari hasil pengisian data, UMS melaporkan 37 aktivitas pendampingan dosen pada tahun ini yang sebagian besar muncul dari program pengabdian masyarakat. Mayoritas kegiatan berfokus pada penguatan sekolah Muhammadiyah, terutama peningkatan kapasitas guru melalui program-program dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS.
Selain pendampingan di sektor pendidikan, beberapa fakultas juga terlibat dalam pengembangan masyarakat. Prof. Dr. Kuswaji Dwi Priyono, M.Si., sendiri, yang berasal dari Fakultas Geografi, terlibat dalam pendampingan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) di Sragen dan Sukoharjo.
Pendampingan ini menyentuh berbagai aspek, mulai dari proses tanam, pemupukan, hingga pemasaran. Ia menyebut bahwa UMS memanfaatkan potensi pasar internal dosen dan karyawan melalui penyaluran beras dari petani binaan sebagai bentuk apresiasi terhadap hasil pertanian warga Muhammadiyah.
Selain dosen, kontribusi besar datang dari mahasiswa semester empat yang diterjunkan melalui mata kuliah Kemuhammadiyahan. Pada tahun ini, mahasiswa UMS tersebar di 286 cabang dan ranting se-Soloraya. Mereka terlibat dalam kegiatan pembinaan anak-anak dan pemuda, sekaligus belajar mengenal struktur organisasi Muhammadiyah dari level paling dasar.
“Mahasiswa masih tahap awal, jadi fokusnya kegiatan pemuda dan anak-anak. Tapi titik dampingan mereka jauh lebih banyak, jadi dampaknya terasa lebih luas,” tambah Kuswaji.
Dalam pelaksanaan pendampingan, ia mengakui adanya tantangan terkait keberlanjutan program. Menurutnya, sebagian besar kegiatan dosen bersifat tahunan sehingga membutuhkan desain tindak lanjut agar manfaatnya tetap berlanjut.
“Idealnya ada monitoring setelah pelaksanaan. Untuk sekolah Muhammadiyah, peningkatannya bisa dilihat dari pretest–posttest atau mutu pembelajaran. Jika Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan JATAM, indikatornya dari pemasaran dan kualitas produk,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya penguatan pengajian rutin sebagai identitas gerakan Muhammadiyah, terutama bagi cabang dan ranting yang tidak memiliki amal usaha seperti sekolah atau klinik. Penguatan kegiatan keagamaan dianggap penting untuk menjaga eksistensi sekaligus menumbuhkan aktivitas baru di tingkat akar rumput.
Kuswaji menambahkan bahwa beberapa cabang dari Solo dan Klaten masuk nominasi cabang unggul tahun ini, salah satunya Cabang Banyuanyar yang dikenal dengan banyaknya kegiatan organisasi.
Menurutnya, pengakuan ini menjadi motivasi agar cabang dan ranting lain terus mengembangkan aktivitas mereka. Ia berharap pendampingan dosen dan mahasiswa UMS dapat semakin terarah dan berkelanjutan sehingga bisa memperkuat dinamika gerakan Muhammadiyah.
Melalui apresiasi yang dilaksanakan pada Jumat (14/11/2025) lalu, lanjutnya, UMS akan lebih menekankan lagi tentang kebermanfaatan UMS di ranah cabang dan ranting Muhammadiyah. Karena daripadanya UMS akan lebih dikenal dan lebih berdampak akan dakwah Muhammadiyah di akar rumput.

0 Komentar