SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi tuan rumah kegiatan Sosialisasi Jasa Keuangan Syariah yang digelar Selasa (18/11/2025) di Edutorium UMS. Agenda ini diselenggarakan oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, UMS, serta Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Kegiatan sebagai upaya memperluas literasi dan inklusi keuangan syariah bagi pemuda, perempuan, dan pelaku UMKM warga Muhammadiyah. Kegiatan dihadiri berbagai mitra, BUMN, BUMD, dan unsur civitas akademika UMS.
Hadir di antaranya Dr. Mohamad Ali, Dekan Fakultas Agama Islam UMS; Dr. Istanto, Wakil Dekan FAI UMS; Dr. Lukmanul Hakim, Kaprodi Hukum Ekonomi Syariah; serta Sidig Permono Nugroho, Kasubdit Pengembangan Kemitraan Industri Direktorat Reputasi, Kemitraan, dan Urusan Internasional UMS. Perwakilan PP Muhammadiyah, Hero Wahyudi, turut hadir, beserta mitra BUMN dan BUMD seperti Jamkrindo Syariah, Bank Syariah Indonesia, Pegadaian Syariah, Askrindo Syariah, dan Bank Jateng Syariah.
Wakil Rektor V UMS, Prof. Supriyono, Ph.D., dalam sambutannya menyampaikan bahwa UMS sangat menyambut baik kolaborasi strategis ini, terlebih karena inklusi keuangan menjadi kebutuhan masyarakat dan mahasiswa yang sedang merintis usaha. Ia menegaskan bahwa banyak pelaku UMKM dan anak muda yang masih sulit mengakses perbankan karena minim pengetahuan terkait layanan keuangan syariah.
“Kami civitas academica Muhammadiyah menyambut baik sosialisasi jasa keuangan syariah, terutama untuk peningkatan inklusi keuangan. Kadang-kadang akses kita ke perbankan sangat terbatas karena kurangnya informasi. Padahal warga Muhammadiyah itu sangat dekat dengan ekosistem keuangan syariah,” ucapnya.
Supriyono juga menyoroti realitas dunia kerja yang tidak mampu menyerap seluruh lulusan perguruan tinggi akibat masifikasi pendidikan tinggi. Karena itu, UMS mendorong mahasiswa berjiwa entrepreneur agar mampu menciptakan peluang usaha. “Ketika perguruan tinggi mengalami masifikasi, dunia kerja tidak bisa menampung semuanya. Maka harapannya tumbuh entrepreneur muda yang tangguh,” jelasnya.
Sementara itu, Deputi Koordinator Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Kemenko Perekonomian, Dr. Ferry Irawan, S.E., M.S.E, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, kampus, dan masyarakat Muhammadiyah dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menyatakan bahwa silaturahmi dengan UMS penting untuk memperkuat kolaborasi berbasis pemberdayaan. “Kami menjaga silaturahmi ini karena penting bagi sinergi program pemerintah dengan aktivitas akademika UMS dan Muhammadiyah,” ujarnya.
Ferry juga memaparkan berbagai tantangan ekonomi nasional, termasuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan literasi keuangan syariah. Menurutnya, inovasi layanan keuangan termasuk KUR, pembiayaan syariah, ekonomi digital, serta program magang nasional harus dimanfaatkan oleh mahasiswa dan pelaku usaha muda Muhammadiyah.
“Akses pembiayaan bukan isu. Tantangannya adalah literasi dan pendampingan,” tegasnya.
Selain memaparkan kondisi ekonomi, Ferry menyoroti potensi Indonesia dalam ekonomi syariah yang terus meningkat secara global. Ia menilai Muhammadiyah, bersama kampus seperti UMS, memiliki kekuatan besar untuk mempercepat perkembangan sektor syariah, termasuk industrialisasi berbasis UMKM, pembiayaan syariah, dan transformasi digital.
Melalui agenda ini, UMS mempertegas komitmennya sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat dan mitra strategis pemerintah dalam memperkuat ekosistem usaha kecil berbasis keuangan syariah. Kampus berharap hasil sosialisasi ini mampu membuka akses lebih luas bagi mahasiswa, pemuda, perempuan, dan UMKM warga Muhammadiyah untuk tumbuh menjadi pelaku usaha yang mandiri dan berdaya.

0 Komentar