SOLO - Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMP IQT) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses menyelenggarakan Diklat Calon Pengurus HMP IQT 2026. Acara berlangsung 14-16 November 2025 di SMA Muhammadiyah 2 Delanggu.
Kegiatan ini mengusung tema besar “Bersatu dalam Langkah, Berkarya untuk Perubahan,” yang mencerminkan spirit kebersamaan dan komitmen untuk melahirkan generasi pengurus yang progresif, solid, dan siap memajukan organisasi di masa mendatang.
Diklat tahun ini dipimpin oleh ketua pelaksana, Azkiyal Makmun, yang menekankan pentingnya pembentukan karakter, penguatan mentalitas, dan peningkatan kecakapan organisasi. Azki menyatakan bahwa diklat bukan sekadar agenda rutin, tetapi merupakan ruang belajar yang dirancang untuk membangun ketangguhan dan kesiapan pengurus baru.
“Tema tahun ini menekankan kebersamaan dan kontribusi nyata. Kami ingin setiap peserta pulang dengan bekal kemampuan, mentalitas, dan semangat baru untuk membangun HMP IQT yang lebih progresif,” kata Azkiyal Makmun, Selasa (18/11/2025).
Ia juga menambahkan bahwa dinamika organisasi yang semakin kompleks menuntut pengurus yang tidak hanya aktif, tetapi juga mampu bekerja dalam tim dengan penuh integritas.
Selama tiga hari penyelenggaraan, peserta mendapatkan tiga materi inti yang menjadi pondasi utama dalam pembentukan calon pengurus. Materi pertama, Bonding, disampaikan oleh Muhammad Arya Kautsar, selaku Ketua Umum HMP IQT UMS 2025.
“Kekompakan adalah unsur vital dalam organisasi mahasiswa dan ikatan emosional yang kuat antar anggota akan memudahkan proses koordinasi dan menghindari potensi konflik di kemudian hari,” ujarnya.
Materi kedua, Kepemimpinan, dibawakan oleh Amru Farkhan Salim. Ia menjelaskan konsep kepemimpinan dalam perspektif organisasi mahasiswa, mulai dari karakter seorang pemimpin, cara menghadapi tekanan, hingga pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
“Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan, menjaga integritas, serta memprioritaskan kepentingan bersama,” tegas Amru.
Diskusi interaktif membuat sesi ini semakin hidup. Peserta diberi kesempatan menyampaikan pandangan mengenai figur pemimpin yang ideal dalam konteks organisasi kampus.
Materi ketiga, Keorganisasian, dipresentasikan oleh Khairunnisa Nuril Fatimah. Materi ini berfokus pada pemahaman struktur organisasi, mekanisme kerja dalam kepengurusan, serta pentingnya komunikasi yang efektif antar bidang.
“Organisasi yang besar membutuhkan sistem yang jelas, prosedur yang tepat, dan kolaborasi yang saling mendukung, agar mampu berpikir kritis dalam menghadapi situasi tertentu,” ujarnya.
Selain penyampaian materi, rangkaian diklat semakin menarik dengan adanya jurit malam, sebuah kegiatan yang selalu diinginkan sekaligus ditakuti oleh sebagian peserta. Jurit malam menjadi momen paling berkesan karena menguji mental, fisik, serta kekompakan tim.
Peserta harus melewati beberapa pos tantangan yang dirancang untuk melatih koordinasi, keberanian, dan kemampuan mengambil keputusan di situasi penuh tekanan. Suasana gelap, instruksi yang mendadak, dan tekanan waktu membuat para peserta harus bekerja cepat dan tetap solid.
Ibnu Haris Saputro Salah satu peserta mengungkapkan kesan mendalam dari kegiatan tersebut.
“Jurit malam benar-benar menguji semuanya dari fisik, mental, dan kekompakan kelompok. Tapi justru di situ kami semakin dekat satu sama lain,” ujarnya.
Banyak peserta lainnya juga menyampaikan hal serupa, bahwa jurit malam membuka ruang bagi mereka untuk saling memahami karakter masing-masing, saling menguatkan, dan belajar menghadapi ketegangan bersama.
Kegiatan ditutup dengan sesi refleksi bersama yang dipandu oleh panitia. Dalam sesi ini, peserta berbagi pengalaman, pelajaran yang mereka dapatkan, serta harapan ke depan setelah mengikuti diklat.
Refleksi menjadi ruang penting untuk melihat kembali proses belajar selama tiga hari dan menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk mengimplementasikan nilai-nilai yang diperoleh dalam kepengurusan nanti.
Acara penutupan diakhiri dengan penyematan simbolis yang menandai kesiapan peserta untuk melangkah menuju tahap berikutnya sebagai calon pengurus. Azki berharap bahwa seluruh rangkaian diklat ini dapat menjadi titik awal lahirnya pengurus HMP IQT 2026 yang solid, berintegritas, dan siap membawa perubahan positif.
“Semoga apa yang sudah dipelajari selama tiga hari ini mampu menjadi bekal bagi teman-teman untuk bekerja lebih baik, lebih kompak, dan lebih inovatif. HMP IQT membutuhkan orang-orang yang siap berkontribusi,” ucapnya.
Dengan terselenggaranya diklat ini, HMP IQT UMS berharap mampu menciptakan lingkungan organisasi yang lebih hidup, produktif, dan penuh semangat kolaboratif untuk masa depan.

0 Komentar