SOLO – Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menerima bantuan perangkat pendukung praktikum dari PLN UP2D Jawa Tengah & DIY. Bantuan sebagai tindak lanjut dari kunjungan Direktur Distribusi PLN yang merupakan alumni Teknik Elektro UMS.
Kolaborasi ini menjadi langkah strategis dalam menyelaraskan kompetensi akademik mahasiswa dengan kebutuhan industri ketenagalistrikan masa kini.
Sekretaris Program Studi Teknik Elektro Kelas Internasional, Dedi Ary Prasetya, S.T., M.Eng., menjelaskan, kegiatan ini merupakan komitmen bersama untuk memperkuat hubungan antara kampus dan industri.
“Alumni yang kini menjabat sebagai Direktur Distribusi PLN ingin ada sinergi yang lebih kuat. Bantuan alat ini diberikan agar gap antara industri dan kampus tidak terlalu jauh,” ungkapnya, Senin (17/11/2025).
Perangkat yang diberikan di antaranya alat pengisian sepeda listrik dan perangkat praktikum untuk laboratorium elektro. Perangkat ini akan menjadi pijakan penting untuk menyesuaikan kurikulum dan meningkatkan kualitas praktikum.
“Dengan perangkat yang kini banyak dipakai PLN, kampus bisa mengetahui standar yang digunakan industri saat ini. Ini mendorong kami menyesuaikan kurikulum, baik dari sisi teori maupun praktik,” jelasnya.
Dedi menambahkan bahwa peluang kolaborasi lanjutan tengah dibahas, termasuk rencana kunjungan dosen ke PLN untuk memetakan kebutuhan industri serta peluang riset dan pengembangan.
“Intinya, kami menyatukan visi agar kegiatan akademik, riset, dan kurikulum bisa mengarah pada kebutuhan nyata industri kelistrikan,” imbuhnya.
Manajer PLN UP2D Jawa Tengah & DIY, Moh. Khozain, menegaskan bahwa pemberian perangkat Real-Time Remote Terminal Unit (RTU) merupakan upaya PLN dalam mendorong digitalisasi dan kesiapan mahasiswa menghadapi tantangan industri listrik modern.
“Kami ingin mahasiswa langsung memahami sistem SCADA dan bagaimana RTU bekerja sebagai titik utama kontrol, sensing, dan metering jaringan PLN,” jelasnya.
RTU menjadi perangkat penting dalam pemantauan status jaringan listrik secara real time, mulai dari beban, arus, hingga lokasi padam. Data dari RTU ini terhubung dengan sistem aplikasi pusat PLN hingga informasi padam yang muncul pada aplikasi PLN Mobile milik masyarakat.
Khozain menilai, kehadiran perangkat ini membuka ruang pengembangan lebih lanjut oleh mahasiswa, terutama dalam membangun Human Machine Interface (HMI) mandiri yang memvisualisasikan data dari RTU secara lebih inovatif.
“Harapannya, apa yang dipraktikkan di kampus bisa langsung applicable di dunia kerja, terutama dalam ekosistem digitalisasi kelistrikan,” ujarnya.
Sinergi UMS dan PLN ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat kompetensi mahasiswa melalui pengalaman belajar berbasis perangkat industri terkini. Kolaborasi tersebut diharapkan terus berkembang, membuka peluang riset, pengembangan teknologi, hingga peningkatan mutu pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan ketenagalistrikan nasional.

0 Komentar