SOLO - Bidang pangan merupakan salah satu prioritas Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Menanggapi hal tersebut Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menginisiasi pembentukan konsorsium riset bidang pangan antar Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA).
Ide ini bermula dari diskusi Rektor PTMA yang menghadiri agenda Munas Asosiasi Sentra Kekayaan Intelektual (ASKI) PTMA dan penandatanganan MoU antara Rektor PTMA dengan PVTPP Kementan RI, pada Tanggal 28 Oktober 2025 di UMS. Harun yang pernah menjadi ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UMS, meyakini banyak riset-riset terkait pangan yang telah dilakukan oleh periset-periset di PTMA.
“Hasil riset akan lebih bagus dan berdampak jika dilakukan secara konsorsium,” tegas Harun.
Karenanya, Harun selanjutnya mengundang kembali Rektor, Wakil Rektor, Ketua LPPM dan beberapa periset PTMA untuk menindaklanjuti gagasan tersebut sekaligus mengidentifikasi riset-riset PTMA terkait pangan. Pertemuan kedua ini dilakukan secara daring via Zoom Meeting pada tanggal 31 Oktober 2025.
Pada pertemuan kedua tersebut disepakati Prof. Dr. Ir. Indah Prihartini, MP., dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai ketua konsorsium riset pangan dan Prof. Dr. Ambarwati, M.Si, dari UMS selaku sekretaris konsorsium.
Setelah konsorsium terbentuk, Indah selaku ketua konsorsium akan menindaklanjuti dengan melakukan pengelompokan grup riset berdasarkan komoditi dan teknologi pendukungnya.
“Biar nanti kita bentuk beberapa grup riset sesuai komoditi unggulan untuk merumuskan topik riset di masing-masing group sehingga bisa sinergi untuk menghasilkan satu komoditi dengan teknologi pendukungnya,” jelas Indah, Senin (17/11/2025).
Indah juga berharap akan ada pertemuan tindak lanjut secara luring sehingga para periset di satu komuniti bisa melakukan diskusi lebih mendalam. Meskipun anggota konsorsium riset pangan secara umum dari periset PTMA, namun konsorsium ini juga melibatkan Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D., dari Universitas Jenderal Soedirman.
Prof Totok Agung Dwi Haryanto fokus melakukan riset bidang padi dan telah menghasilkan banyak varietas padi. Diharapkan bergabungnya Totok pada konsorsium ini bisa memberi warna dan membimbing periset PTMA komoditi padi.
Ambarwati selaku sekretaris konsorsium sekaligus Kasubdit Riset DRPPS UMS mengungkapkan, berdasarkan hasil identifikasi awal, terdapat 7 komoditi dan 2 teknologi yang menjadi fokus riset PTMA, yaitu: (1). Padi: UMM, UM Pare-Pare, UM Buton (Padi lokal/ Padi Gogo/ Padi Gunung), UNSOED (Padi Mentari Wangi), UM Palembang, dan UMKT .
Kemudian (2). Jagung : UM Palembang (limbah jagung), UM Palu, UM Buton (jagung warna warni untuk sereal), UM Pare-pare (jagung mengurangi emisi karbon), dan UM Kupang. (3). Porang : UMS, UM Pare-pare (Porang untuk beras), dan UMM (porang untuk Kesehatan).
Selanjutnya, (4). Tebu : UM Gresik (7 varietas baru Tebu), UM Pare-Pare (tebu untuk beras), dan UM jember (bibit tebu). (5). Beras analog: UMS, UM Palu (beras analog dari talas), dan UMJ (beras analog dari pisang dan Mocav). (6). Sagu : UNAMIN (sagu dan olahannya, mie, kue dll), UMKT, dan UM Buton. Serta (7). Bawang merah : UM Buton.
Sedangkan 3 teknologi meliputi: (1). Pupuk : UMS (pupuk cair limbah Rumah Tangga), UMM, UMSIDA (pupuk hayati), UM Pare-Pare (pupuk organik), UNAMIN, UM Buton (Pupuk cair), UNPAR (pupuk granul slowrelease), dan UMP. (2). Teknologi IoT untuk pertanian: UMS, UMSIDA, dan UM pare-Pare. Serta (3). Smart farming :UMS, UMSIDA, UM pare-Pare, dan UM Jember.
“Hasil identifikasi ini masih bersifat sementara, masih memungkinkan bertambah jenis komoditi yang menjadi fokus riset PTMA, mengingat belum semua PTMA memberikan informasi,” pungkas Ambarwati.

0 Komentar