SOLO – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui tim pengabdian masyarakat bekerja sama dengan Perkumpulan Penyandang Disabilitas Klaten (PPDK) menyelenggarakan workshop pelatihan inovasi konten digital dan pemasaran.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor PPDK Klaten, dirancang untuk memperkuat kemampuan promosi, meningkatkan nilai jual produk batik, serta memperluas akses pemasaran melalui strategi komunikasi visual yang efektif.
Para peserta merupakan perajin difabel dari berbagai latar belakang, termasuk tuna rungu dan tuna daksa. Mereka selama ini berkarya dalam pembuatan batik shibori, batik ciprat, serta produk tekstil kreatif lainnya. Dalam pelatihan ini, mereka mendapatkan penjelasan mengenai penguatan identitas merek (branding), penyusunan storytelling produk, hingga teknik fotografi sederhana menggunakan ponsel untuk kebutuhan promosi di media sosial.
Narasumber kegiatan, Fadhilla Tri Nugrahaini, ST., M.Sc., menyampaikan bahwa kemampuan mengemas cerita dan visual sangat penting dalam pemasaran produk UMKM.
“Kegiatan ini diharapkan dapat membuka wawasan peserta bagaimana sebuah karya dapat menyampaikan nilai, makna, dan kemanusiaan di balik proses pembuatannya. Lalu bagaimana menyajikannya dalam konten foto dan cerita yang menarik,” ujarnya, Jumat (14/11/2025).
Ia menambahkan bahwa foto dan cerita adalah jembatan agar produk perajin dapat bersaing di pasar modern tanpa kehilangan identitas lokal. Dalam sesi materi, peserta belajar cara membangun branding yang kuat dan konsisten, menulis storytelling yang sederhana namun menyentuh. Para perajin difabel juga belajar memotret produk dengan memanfaatkan cahaya alami, latar sederhana, dan komposisi yang efektif.
Workshop ini merupakan bagian dari Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Kemendiktisaintek bertajuk Penerapan Instalasi Alat Bantu Ramah Disabilitas sebagai Sarana Meningkatkan Produktivitas Perajin Difabel untuk Mendukung Produk Unggulan Batik Shibori dan Batik Ciprat yang Ramah Lingkungan.
Ketua kegiatan, Dyah Widi Astuti, ST., M.Sc., berharap pelatihan ini dapat membuka kesempatan lebih luas bagi para perajin.
“Kami ingin memastikan bahwa teman-teman perajin disabilitas memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas. Produk mereka tidak kalah kualitasnya, yang dibutuhkan adalah panggung yang tepat,” terangnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, menjadi langkah awal untuk meningkatkan kemandirian ekonomi perajin disabilitas serta memperkuat keberlanjutan usaha kerajinan lokal. Melalui pelatihan ini, peserta diharapkan mampu mengemas karya secara lebih menarik, profesional, dan kompetitif di pasar digital.

0 Komentar