SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali
menunjukkan komitmennya dalam membina dan memperkuat jaringan dakwah serta Amal
Usaha Muhammadiyah (AUM) hingga tingkat cabang. Penegasan ini ditunjukkan
melalui kehadiran Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, S.E., M.Hum.,
dalam Pengajian Ahad Kliwon yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan
Cabang Muhammadiyah (PCM) Kartasura pada Minggu (18/5/2025) di Kompleks
Perguruan Muhammadiyah Cabang Kartasura.
Dalam sambutannya, Rektor
UMS menyampaikan kedekatan khusus antara Kartasura dan UMS, baik secara
geografis maupun kultural. Beliau bahkan menyebut Kartasura sebagai
'kauman-nya' UMS, mengingat banyaknya dosen, tenaga kependidikan, serta
mahasiswa UMS yang berdomisili di wilayah tersebut. Oleh karena itu, sinergi
dan hubungan strategis antara UMS dan PCM Kartasura dinilai sangat penting.
“Secara geografis dan
kultural, Kartasura ini bisa dikatakan sebagai 'kauman-nya' UMS. Banyak dosen,
tenaga kependidikan, bahkan mahasiswa kami yang berdomisili di sini. Maka sudah
selayaknya hubungan antara UMS dan PCM Kartasura menjadi sinergis dan
strategis,” ungkap Prof. Harun.
Pengajian ini dibuka oleh
Ketua PCM Kartasura yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor III UMS Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Ihwan Susila, S.E., M.Si., Ph.D. Beliau
menyambut hangat kehadiran Rektor UMS dan menyebutnya sebagai momentum yang
istimewa.

“Mubalig kita pagi ini
istimewa karena yang hadir adalah Rektor UMS sendiri. Semoga menjadi inspirasi
dan penguat spiritualitas bagi kita semua,” kata Prof. Ihwan dalam
pembukaannya.
Dalam ceramahnya, Prof.
Harun mengusung konsep pembaruan dakwah dan AUM yang berlandaskan nilai-nilai
Perguruan Tinggi Islam (PTI), yaitu Pengabdian, Transendensi, Ibadah-Ikhlas,
Sabar-Syukur, Amal, serta Manfaat-Memberi. Beliau menjelaskan bahwa konsep PTI
ini merupakan reorientasi dari paradigma kapitalistik yang seringkali melekat
pada istilah “PT” (Perseroan Terbatas). Aspek humanisasi dalam pendidikan dan
pengasuhan juga ditekankan dalam ceramah tersebut.
“Di UMS, PT bukan berarti
perusahaan, melainkan Pengabdian dan Transendensi. Kita ingin membangun
pendidikan dan dakwah berbasis nilai keikhlasan, bukan sekadar struktur formal.
Kalau di rumah kita masih mudah marah kepada anak, itu tanda belum hadir nilai
literasi kemanusiaan. Anak itu harus dididik dengan cinta, bukan tekanan,” ajak
Prof. Harun kepada seluruh warga Muhammadiyah yang hadir.
Secara khusus, Rektor UMS
memberikan apresiasi tinggi terhadap peran Aisyiyah dalam menggerakkan dan
mengelola AUM. Beliau menilai bahwa ibu-ibu Aisyiyah memiliki semangat juang
yang luar biasa dalam membangun sektor pendidikan dan kesehatan, bahkan mampu
mengatasi berbagai masalah serta mengelola aset dan administrasi yang
seringkali menemui kendala di kalangan pria. Di penghujung pengajian, Prof.
Harun mengingatkan pentingnya nilai kesabaran, syukur, serta semangat joyful learning.
“Ilmu tanpa diamalkan
ibarat pohon tanpa buah. Pendidikan harus mindful, meaningful,
dan joyful. UMS siap menjadi pusat
pembelajaran dan kolaborasi, termasuk dengan PCM Kartasura,” katanya.
Dalam kesempatan yang
sama, Prof. Harun juga menyampaikan kontribusi UMS bersama Muhammadiyah dalam
mendirikan 21 universitas baru yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Beliau
berpesan agar semangat pendirian perguruan tinggi tidak hanya berorientasi pada
pembangunan fisik semata, melainkan juga pada kualitas input dan visi nilai
yang diusung.
Pengajian Ahad Kliwon ini
menjadi wadah spiritual sekaligus strategis dalam mempererat sinergi antara UMS
dan jaringan Muhammadiyah di tingkat akar rumput. Bagi UMS, penguatan komunitas
seperti ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari misi universitas dalam
membumikan Islam berkemajuan serta berkontribusi dalam membangun peradaban
bangsa.
0 comments:
Posting Komentar