SOLO – Pakar Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Sri Lestari membahas kiat mendidik generasi Z berakhlak dan berprestasi. Peran orang tua dalam membimbing generasi muda menjadi semakin krusial di tengah derasnya arus teknologi dan perubahan sosial.
Dalam pemaparannya, Sri Lestari mengawali dengan mengenalkan siapa yang dimaksud sebagai Generasi Z. Generasi Z adalah individu yang lahir pada rentang tahun 1994 hingga 2012, dan sejak kecil telah hidup berdampingan dengan teknologi informasi.
Karakteristik yang melekat pada generasi ini, antara lain cenderung individualis, kurang sabar, terampil dalam membuat rencana namun sering mengabaikan detail, serta memiliki keterikatan kuat dengan media sosial.
“Generasi Z terbiasa dengan pemuasan secara instan. Akibatnya, daya juang mereka sering kali tidak terasah maksimal. Ini menjadi tantangan besar bagi orang tua untuk menanamkan nilai kesabaran, ketekunan, dan akhlak mulia,” kata Sri Lestari, Rabu (13/8/2025).
Guru Besar UMS itu mengingatkan pesan Al-Qur’an dalam QS. An-Nisa ayat 9, yang menegaskan agar umat Islam tidak meninggalkan keturunan yang lemah, baik secara fisik, mental, maupun spiritual.
“Anak adalah amanah, sekaligus ujian dan ladang pahala bagi orang tua. Allah juga mengingatkan dalam QS. Al-Anfal ayat 28, bahwa harta dan anak adalah fitnah yang harus dihadapi dengan bijak,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Islam telah memberi panduan mendidik anak melalui teladan Rasulullah SAW. Hadis riwayat At-Tirmidzi dan Ibnu Majah menegaskan bahwa hadiah terbaik dari orang tua kepada anak adalah adab yang baik, serta kewajiban untuk memuliakan mereka.
Ia juga membagikan strategi praktis bagi orang tua untuk menghadapi tantangan pola asuh di era digital. Beberapa langkah yang disarankannya antara lain:
Belajar teknologi digital agar mampu memahami dunia anak dan mengawasi aktivitas mereka di dunia maya. Mengontrol waktu layar (screen time), dengan menetapkan batasan durasi, memantau konten, serta memberikan kepercayaan untuk bereksplorasi secara sehat.
Mendorong anak berprestasi melalui pembiasaan kemandirian, pemberian apresiasi, dukungan kreatif, dan kesempatan mengembangkan potensi diri. Menanamkan adab sejak dini, sebagai fondasi keberhasilan hidup di dunia dan akhirat.
“Orang tua perlu menyeimbangkan antara membebaskan anak bereksplorasi dan memberikan batasan yang sehat. Ingatlah, anak-anak kita akan hidup di zaman yang berbeda, tetapi akhlak mulia adalah bekal yang tak lekang oleh waktu,” tegasnya.
Sri Lestari berharap, para orang tua mampu mengoptimalkan peran mereka sebagai pendidik utama di rumah, sehingga lahir generasi penerus yang tidak hanya cerdas dan berprestasi, tetapi juga berakhlak mulia sesuai tuntunan Islam.
0 comments:
Posting Komentar