SOLO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menegaskan peran strategisnya dalam kancah internasional dalam penguatan The 8th International Conference on Education for All (ICEDUALL). Konferensi internasional ini digelar di Aklan State University, Filipina, Rabu (20/8/2025).
Konferensi dilaksanakan secara hybrid dan diikuti oleh 25 Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) dari Indonesia serta civitas akademika Aklan State University.
Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, dalam sambutan pembukaan menyampaikan bahwa ICEDUALL menjadi momentum penting untuk membangun kerja sama riset, publikasi, dan pertukaran akademik. “Konferensi ini sebagai wadah strategis bagi kita semua untuk merespons tantangan pendidikan di era kecerdasan buatan dengan inovasi dan kolaborasi global,” ujar Harun.
ICEDUALL ke-8 mengangkat tema “Harnessing Deep Learning for Personalized and Adaptive Education in the AI Era”. Menurut Harun, tema ini sejalan dengan visi UMS dalam mengembangkan pendidikan inklusif dan adaptif berbasis teknologi. Ia menambahkan, transformasi pendidikan harus dibangun di atas riset yang kuat dan kolaborasi lintas negara.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan Presiden Aklan State University, Prof. Dr. Jeffrey A. Clarin, yang mengapresiasi kolaborasi erat dengan UMS.
“Collaboration between UMS and Aklan State University will improve education quality of both universities. We can collaborate in student exchange, research, and community service,” tegas Clarin. Turut hadir International Officer Aklan State University, Prof. Dr. Manuel Malonisio. Dua pembicara utama yang dihadirkan yakni Dr. Arvin Kim Arnilla dari ASU dan Prof. Dr. Anam Sutopo dari UMS.
Harun yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi LPTK PTMA menegaskan apresiasinya kepada seluruh peserta dan mitra internasional.
“It is truly an honor to welcome you all to the 8th International Conference on Education for All (ICEDUALL). This event is organized by the Association of Education Faculties of Muhammadiyah-Aisyiyah Universities, in collaboration with Aklan State University, Philippines, and with the support of Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Indonesia,” ungkapnya.
Ia juga memperkenalkan capaian UMS sebagai perguruan tinggi swasta nomor satu di Indonesia. UMS saat ini memiliki lebih dari 3.000 publikasi terindeks Scopus, peringkat QS World University Ranking di kisaran 1.400, serta lebih dari 40 ribu mahasiswa aktif.
“Capaian ini menunjukkan komitmen UMS untuk menjadi pusat pendidikan, riset, dan inovasi yang berdaya saing global,” tegasnya.
Tercatat sekitar 100 peserta mengikuti ICEDUALL ke-8, terdiri dari pimpinan universitas, dosen, peneliti, hingga mahasiswa. Mereka hadir baik secara luring di Filipina maupun daring dari Indonesia. Partisipasi lintas negara ini dinilai menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mendorong pendidikan yang lebih inklusif.
Konferensi ini juga menghadirkan dua pembicara internasional yang memberi perspektif baru terkait pendidikan di era kecerdasan buatan. Dr. Arvin Kim Arnilla dari ASU menekankan pentingnya inklusivitas dalam pendidikan yang mampu beradaptasi dengan perkembangan AI.
“Inclusiveness in education can adapt with the AI era,” paparnya, seraya menegaskan bahwa teknologi harus memperluas akses dan memastikan tidak ada siswa yang tertinggal.
Sementara itu, Prof. Dr. Anam Sutopo dari UMS membahas “Harnessing Deep Learning for Personalized and Adaptive Education in the AI Era.” Ia menjelaskan bagaimana deep learning dapat menciptakan model pembelajaran yang lebih personal dan adaptif, memahami pola belajar siswa, hingga memberikan umpan balik cepat dan tepat. Menurutnya, AI dapat mempercepat terwujudnya pendidikan yang benar-benar berpusat pada siswa.
Secara umum, konferensi internasional seperti ICEDUALL merupakan bentuk konvensi akademik yang mempertemukan individu maupun kelompok untuk mendiskusikan isu bersama. Konferensi profesional biasanya berfokus pada isu-isu mutakhir dan kemajuan di bidang tertentu, serta menghadirkan pembicara utama yang ahli di bidangnya. Dengan model ini, ICEDUALL berfungsi sebagai ruang akademik untuk berbagi riset, membangun jaringan profesional, dan menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat.
Melalui forum ini, UMS berharap dapat memperluas jejaring akademik dengan Aklan State University dan PTMA, terutama dalam kerja sama riset, publikasi bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, hingga pengembangan program akademik.
“Kerja sama internasional adalah kunci untuk menghadirkan pendidikan tinggi yang berdaya saing global,” ungkap Harun.
Konferensi ini berlangsung dari Rabu-Kamis, 20-21 Agustus 2025 dengan rangkaian sesi diskusi dan pemaparan riset. UMS optimis ICEDUALL ke-8 mampu menghasilkan gagasan baru yang bermanfaat bagi pengembangan pendidikan adaptif di era kecerdasan buatan.
0 comments:
Posting Komentar